Jumat, 22 November 2013

Ada apa dengan Cinta?

0 commentfootprint
Ini adalah puisi di halaman terakhir catatan milik Rangga di film Ada Apa Dengan Cinta yang sepertinya puisinya juga berjudul sama dengan filmnya. He is totally unique.

"Perempuan datang atas nama cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga dalam wajahmu
seperti bulan dalam tidur di hatimu
yang berdinding kelam dan kedinginan
Ada apa dengannya?
Meninggalkan hati untuk dicaci
lalu kali ini aku lihat karya surga dari mata seorang hawa,
Ada apa dengan cinta?
Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama.
untuk mempertanyakan kembali cintanya
bukan untuknya, bukan untuk siapa
tapi untukku.
karena aku ingin kamu,
itu saja.

Sabtu, 09 November 2013

Semoga Tidak Kamu Lagi

0 commentfootprint
Ada rasa sedih saat melihatmu bahagia. Bukan karena aku tidak ingin kamu bahagia, melainkan karena bukan aku yang membahagiakanmu. Itu menyakitkan, seperti pukulan yang sebenarnya ingin buatku tersadar. Mungkin ini waktu untuk aku terpuruk, supaya aku dapat melihat Tuhan memakai kenangan ini untuk buatku dipenuhi kesiapan, sehingga doa dapat melahirkan semangat dan kemudian buatku bangkit.
Namun ketahuilah sebelum aku sudah tak lagi mencintaimu, ini darahku mengalir membawa bayang-bayangmu mengelilingi tubuhku dan jantungku berdenting demi kau menari-nari di pikiranku. Ada satu hal yang sampai hari ini masih membuat aku bangga menjadi aku, itu karena aku mampu terima kamu apa adanya. Aku meminta ampun kepada Tuhan, sebab aku pernah berharap kalau suatu saat, ketika angin menghempasku hilang dari daya ingatmu, aku ingin tak pernah lagi menginjak bumi. Sebab hidup  jadi terasa bagaikan dinding yang dingin. Aku harus menjadi paku, sebab kamu bagai lukisan dan cinta itu palunya. Memukul aku, memukul aku dan memukul aku sampai aku benar-benar menancap kuat.
Pada akhirnya, semoga, tidak kamu lagi yang aku lihat sebagai satu-satunya cahaya di dalam pejamku sebelum pulas. Amin. by @zarryhendrik


Semoga tidak kamu lagi, yang menjadi pamungkas Al-Fatihah setelah tiap lima waktuku.
Semoga tidak kamu lagi, yang mencium keningku saat-saat terakhir waktu yang tepat untuk berpisah.
Semoga tidak kamu lagi, yang memelukku ketika rindu bersua pada ujung tebing.
Semoga tidak kamu lagi, yang mengisyaratkan hingga dini hari untuk menegakkan pendengaran dan menajamkan penglihatan sekedar untuk berbincang basa-basi.
Semoga tidak kamu lagi, yang kembali..
Karena kamu adalah garam di setiap lukaku.
Aku menyerah, Tuhan.

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template