Jumat, 30 Desember 2011

Paper-ania

0 commentfootprint
mereka menunggu dijamah
teronggok pada pojok meja 
dan berkeliaran pada file-file unhidden
sebuah kotak ajaib yang dijinjing kemana-mana
lihatlah pemiliknya!
berkantung mata panda, dengan rambut yang acak-acakan
dan pikiran yang seruwet benang kusut
Tolong, kertas-kertas ini menyiksaku!

Rindu itu . . . .

0 commentfootprint
rindu itu hanya sebatas tembok yang berdiri bersisihan.
tiap jengkalnya yang mendinginkan
memantul pada sudut-sudut lembap yang terasingkan
dirayapi oleh cendawan dan lumut yang menggoreskan
kenapa tak kita robohkan saja tembok itu?
dan mulai saling menatap?
Iya, mataku dan matamu
terlihat sebuah kerinduan tanpa batas yang terpancar

Kamis, 29 Desember 2011

I Called it as "AIIIIIIIIB" XD

3 commentfootprint

ini sebenere aib seaib-aibnya, karena saya belum pernah melakukan hal konyol seperti ini, saya sadar suara saya bahkan lebih fales dari kaleng rombeng sekalipun. buhahahahah tapi saya lakukan untuk sesuatu yang saya sukai, yah i love doing this!

NB : ketawalah terlebih dahulu, sebelum anda pingsan gara2 muntah. buahahahaha

Saya gak bisa tidur :)

3 commentfootprint
Jujur ini ya, saya gak bisa tidur malam ini, eh bukan mata saya yang gak bisa tidur tapi pikiran saya.
Jujur untuk kedua kalinya, saya kecewa :). Saya merasa pernyataan-pernyataan semua itu semakin menepiskan harapan saya. Mungkin inilah yang dinamakan kecewa, ketika pengharapan kita tak sesuai dengan apa yang kita ekspetasikan. Lha ini salah saya sendiri, mungkin saya yang terlalu menyikapinya berbeda. Padahal biasa aja. Kecewa itu datangnya dari saya sendiri, jadi yang saya salahkan diri sendiri. Ini terlalu sulit. Mungkin untuk sementara. Benar, memang tak semudah itu ngeyakinin seseorang, apalagi menyangkut masalah hati. Jujur untuk ketiga kalinya, saya bingung harus bersikap bagaimana. Gak enak rasanya ketika pada kondisi untuk mundur susah maju aja susah, merasa seperti kegencet diantara bus dan truk yang melaju kencang.
Tolong jangan bertanya kenapa, jika saya diam dan mundur perlahan-lahan. Saya butuh waktu. Memang waktu tuk lebih memahami sebenarnya apa yang saya rasakan pada dasarnya. Maav buat ibuk yang sebesar-besarnya, :), buat temen-temen yang uda ngedukung saya habis-habisan, saya pasrah aja deh. Dan tolong plis jangan nanya2 mulu "kamu kapan ul?" itu terlalu sensitif. Gak mau kan ntar sepatu saya melayang? buahahaha
*curcol tengah malam*

Senin, 26 Desember 2011

"apa itu (?) dan apa ini (?)" ada yang tau?

0 commentfootprint
26 Desember 2012, "Hei you, Happy B'day"  :)
Apa itu yang membuatmu mengajakku tuk menempuh perjalanan jauh,
tuk sekedar menyapa belahan dunia yang lain (?).
Apa itu yang membuatmu memberikan ruang di bahumu,
tuk sekedar menopang sebuah wajah kantuk memelas yang mungkin menyebalkan ini (?).
Apa itu yang membuatmu rela memberikan lengan bebasmu,
tuk sekedar memberi pegangan tangan kelelahanku (?).
 Apa itu yang membuatmu sudi berbalik arah, berputar,
tuk sekedar ada orang yang harus dilindungi dari hujan yang yang berlarian mengejar (?).
Apa itu yang membuatmu tertawa,
kata ibuk, ketawamu manis, muahahaha XD
membuat kedua ujung bibirku pun mau tak mau membentuk lekukan seperti bulan separuh dengan dua titik di atasnya > :D , karena ada aliran listrik dari tawamu (?).
Apa itu yang membuatmu rela menempuh beberapa kota,
tuk sekedar berbagi kedinginan yang menggigit (?).
Apa itu yang membuatmu diam,
meski ada hidung yang kurang ajar, mencuri bau harum tubuhmu dan menyimpannya dalam sebuah file unhidden di otaknya (?).
Apa itu yang membuatmu peduli,
berbagi kantung jaket yang sama, meski tanganmu sendiri tak berkantung apa-apa (?).
Apa itu yang membuat telingamu rela terkontaminasi suara faless nyanyiankuu (?).
Apa itu yang membuatmu mau menghabiskan sisa nasiku karena perutku terlalu tak sopan membatasi asupan dari mulutku (?)


Apa ini yang membuatku ingin sekali berkata
"apakah ini nyata kamu ada di depan mataku?"
Apa ini yang membuatku ingin menahanmu lebih lama,
tuk memastikan memang kamu benar-benar ada di depanku (?).
Apa ini yang membuatku ingin memelukmu dan berbisik " I wont let u go, I'll be all that u want"
Apa ini yang membuatku ingin mengusek-usek ingusku di jaketmu,
tuk sekedar menandai bahwa bahu itu ada yang punya, seperti seekor beruang madu yang menandai wilayah kekuasaannya (?) *blaaah, kasian sekali nasib jaketmu ntar*
Apa ini yang membuatku, menunduk salim takzim,
sesuatu yang tak sembarang kulakukan untuk sembarang orang.
Apa ini yang selalu membuatku bertanya-tanya, "apa sih ini namanya?"

Atau hanya aku yang bertanya "apa itu dan apa ini", dan kau tidak? Mungkin begitu.



Antara Banjar-Magelang,25 Desember 2011



Salam "apa itu" dan "apa ini".

Kamis, 22 Desember 2011

Mimpi yang Tertunda bukan Terpendam

1 commentfootprint
Berbicara soal mimpi.
Ada sebuah impian sederhana yang sebenarnya bisa dicapai jika saya memang benar-benar berniat untuk itu.
Belajar lagi Deutsch atau Bahasa Jerman,yang bertahun-tahun lamanya mengendap di bawah tumpukan materi-materi perkuliahan sehingga membuatnya menjadi seorang anak tiri yang terlupakan? Ya, bahkan saya sudah melupakannya.
Selain bahasa Indonesia, bahasa asing yang masih familiar sejak kecil adalah bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Itupun semuanya tak ada yang benar-benar saya kuasai. Sejak diperkenalkan dengan bahsa jerman di bangku SMA entah kenapa saya jatuh cinta. Apa tanggapan teman-teman? Mungkin saya dianggap freak atau nerd, notabene bahasa jerman pada waktu itu semacam muatan lokal yang tidak begitu penting untuk dipelajari mungkin.Tapi saya suka.
Ketertarikanku mulai membuncah setelah naik kelas 2 SMA.
Bukannya sombong, tapi dulu temen-temen sering menjadikanku sebagai dewi penyelamat untuk ujian jerman. #berasa turun dari kahyangan#
Udah gitu, yang gak remidi mesti orangnya itu-itu aja. Buahahaaha
Apalagi kalo tugas sehari-hari, jawaban satu kelas hampir sama, sampe2 saya terpingkal-pingkal dengan pernyataan bu guru saya itu, sambil kibas poni beliau berkata, "ah, meneliti jawaban yang sama itu membosankan".  Inget gak Lerry Noviatama? Kita berdua ngakak ngedengernya.
Dari ketertarikan itulah tumbuh impian yang saya gantung di atas langit-langit kamar saya. 
Biar tiap hari bisa diliat sebelum memejamkan mata, menanamkannya dalam bunga tidur, dan hal pertama yang kuingat saat kubuka mata.
"Saya pengen menginjakkan kaki di negeri Hitler itu". Berlebihankah?
Mimpi itu sedikit agak tertunda, sedikit? Banyak dink, dengan jadwal kuliah yang unpredictable dan terkadang saya membantu mengajar murid SMA membuat saya berpikir dua kali, eh ehmm lima kali dink buat ikut deutsch course. Gimana kalo jadwalnya bertabrakan, gimana kalo tentornya gak seasyik yang saya bayangkan, terlebih harus ada ekstra dana dari kocek sendiri karena saya gak mau merepotkan lebih banyak dari orang tua. Dilihat dari urgentnya pun, kalo boleh saya katakan itu "sangat tidak mendesak" dan tidak mensupport bidang akademik yang sedang saya tempuh. Mungkin bagi mereka, keinginan saya ini sangat amat tidak penting yah, "ha? buat apaan les jerman?" TAPI SAYA PENGEN. Itu saja alasan yang cukup kuat bagi saya.
Keinget, dulu guru SMP saya pernah nyeletuk, "orang yang pintar adalah orang yang bisa menguasai banyak bahasa". Baru sekarang saya benar-benar memahami, bahasa itu induknya ilmu menurut saya. Segala ilmu itu dibahasakan agar orang bisa memahami ilmu itu sendiri. 
Melalui grafiknya, melalui vektor, aksara, angka, menurut saya semua itu bahasa! Bahasa itu simbol dari pendeskripsian sesuatu.
Coba aja deh, liat temenmu yang bisa cas-cis bahasa asing, mereka kelihatan pintar kan? Karena mereka menguasai simbol, menyusunnya dalam sebuah linear SPOK dan bisa mengkomunikasikan simbol-simbol itu.
Untuk itu, impian saya yang tertunda adalah belajar bahasa jerman, bukan berniat agar terlihat lebih pintar terlebih karena saya ingin sekali belajar ke negeri aslinya.
Mungkin jika saya boleh memahami hadist nabi dengan akal cetek saya "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina" itu bisa bermakna tuntutlah ilmu sejauh-jauhnya, sampai kamu bisa melihat dunia dari sisi luar, tidak seperti katak dalam tempurung,  dan bisa bermakna pelajarilah bahasa yang mereka gunakan, dulu kan nabi pake bahasa arab, belajarlah bahasa cina yang mungkin sulit bagi mereka. Yah, itu cuma pemahaman cetek saya aja. Tapi lumayan memperkuat pondasi keyakinan saya, bahwa belajar bahasa lain itu PENTING.





Ibuk ~dengan tekanan "k" diakhir kata~

0 commentfootprint
jejak usang, kiri-kanan, mbk,ibuk,aul,mas
Hari ini hari ibu ya?
Sempat tadi setelah membuka mata pertama kali hal yang kupikirkan adalah sms ibuk. Sekedar mengucapkan selamat hari ibu, berujar doa, dan sama mengamini.  Sebenarnya hari mengkhususkan itu hanyalah sebuah momentum, kesannya kalo gitu tanggal 22 desember aja kita ingetnya sama ibu ya? Kayak kita baru inget lagu kebangsaan Indonesia kalo pas 17-an aja. Miris atau bangga?
Pagi ini pun segala jejaring sosial, twitter, fb, PM BBM, DP BBM, bertemakan ibu, benar-benar dari hati atau hanya mengikuti arus tuk sekedar dicap sebagai anak berbakti oleh orang lain? Lagi-lagi, saya itu skeptis banget yah. Hahahah yah urusan orang lainlah. 

Ibuk, saya suka memanggilnya begitu, dengan tekanan pada akhiran konsonan "k", bukan mama, bunda, mami, emak, biyung atau sebutan lain bagi induk semang manusia itu. Kalo memanggil "ibu" saja terkesan jadi pelajaran bahasa indonesia dulu sewaktu SD, "ibu" itu "ibu-nya" B-U-D-I. Ingat? I-N-I   I-B-U    B-U-D-I. Dan saya A-U-L-I-A bukan Be-U-De-I. Sekian.

Jujur, saya semakin dekat dengan ibuk semenjak remaja ini, dulu kalo boleh saya bilang, perhatian ibuk tendensius ke mbk saya, apa-apa mbk saya, dibeliin apa-apa mesti buat mbk, sampe-sampe saya lupa saya itu dulu punya boneka gak ya? Tapi yang saya tau, mbk-lah yang sering maen maenan cewek begituan. Masa kecil saya malah kebanyakan di luar rumah, maenan layangan, panjat pohon rambutan, maen beteng-betengan, maenan rumah-rumahan tanah, masak-masakan di kebon, petak umpet, kebanyakan temen rumah pun anak laki-laki. Pokoknya dulu saya dekil, kecil, item, idup pula, tipe bocah yang di "Bocah Petualang"  itu, ya semua berkat disorientasi pergaulan #pokpokjidat. Nah, semenjak mbk saya nikah ini juga, saya jadi apa-apanya lari ke ibuk, sampe-sampe curhat soal ehm ehmm kaum adam #blushing. Ibuk saya tahu semuanya. Memang terkadang kami sering berbeda pendapat dalam menanggapi permasalahan tertentu, gak memungkiri kadang saya suka ngambek, marah-marah gak jelas bahkan sempet pernah ngebentak gara-gara saking meledaknya saya. Tiba-tiba, semua itu membuat saya merasa bersalah, menangis, setitik nila membuat adukan susuku berubah warna.
Sekarang, setelah semakin mengerti betapa perjuangan ibuk saya berat, sejauh apapun saya ingin menggamit tangan keriputnya, memberikan setitik embun di masa tuanya, menjadi buah yang masak dan memetikan untuknya. Sungguh, demi apapun di dunia ini, "ya Allah ya rakhiiim, tolong lindungi ibuku, selagi tangan saya tak mampu merangkul, berilah dia kekuatan tuk jalani sisa umurnya di kala saya tak mampu memapah, payungi beliau di bawah ridho-Mu di kala saya tak mampu memberikan apa yang beliau ingini, berikan sandaran di waktu bahu saya berkilo-kilo meter jauhnya dari tempat beliau berada, hapus air matanya di kala saya tak mampu menyekanya, Saya mohon beri kesempatan tuk beliau bernapas lebih lama sebelum saya benar-benar memberikan embun penyejuk untuknya, hamba mohon dengan segala kerendahan hati dengan segala kepapa-an hamba, dengan segala daya upaya hamba, hamba mohon dengan amat sangat, ya rahmaan."

Sebelum hamba siap melihat beliau terbujur kaku, hanya dengan selembar kain putih yang membelit,
sebelum orang-orang itu mendendangkan symphoni dari ayat suci YaasinMu, sebelum mereka berbondong-bondong memandu tubuh kaku itu ke tempat peristirahatan terakhirnya, saya mohon ridhoi hamba menjadi anak yang berguna, setidaknya berguna bagi hidup saya dan orang tua khusus ibuk saya. :"(

"Sometimes I feel my heart so lonely but it's ok, no matter how they just left me and I don't care, whenever the rain comes down and it's seems there's none to hold me, she's there for me, she's my mom.
Just for my mom, I write this song
Just for my mom, I sing this song
Just for my mom, can wipe my tears
Just for my mom, can only here
Trap in a subway, can't remember the day but I feel ok, damped in damn situation, in every condition with no conclusion, whenever the rain comes down and it's seems there's none to hold me
She's there for me, she's my mom

You may say I have none to cover me under the sun
She's there for me, she's my mom"


Sujud sungkem untuk ibuk, 
anakmu yang sedang berjuang untukmu.


Minggu, 18 Desember 2011

"See Older Messages" at FB

0 commentfootprint
7 november 2011
disini mendung berarak
terdistorsi oleh gelapnya langit malam
mungkin mewakili apa yng ingin
kusampaikan padamu
"Tidar hujankah?"

semoga rinai hujannya tak membekukan hatimu

secangkir lemontea
ku sesap hingga tandas, mendengar
celotehanmu
sembari melihat sebuah paras
paras sumringah yang membuat
jantungku berdegup tak biasa

sabtu pertama
sabtu kedua
sabtu ketiga
sabtu keempat
sabtu kelima
sabtu keenam
bukan waktu yang pendek tuk menanti
sebuah pertemuan
tapi waktu yang terlalu pendek untuk
menguji sebuah kesetiaan

kuharap suatu saat ada dua pasang bola mata
yang menatap langit yang sama.

sampai tandas ku sesap, sedalam itukah kesabaranku untukmu? bolehkan ku bertandang dalam pondasi hatimu tuk sekedar membantumu menopang agar tak sendirian dalam meredam kenangan pahit masa lalu?


17 September 2011.


Sabtu, 10 Desember 2011

Secuplik Senja Tadi

0 commentfootprint
09.12.12

Pertama kali pulang semenjak idul adha berlalu sebulan lebih yang lalu.Tadinya sih gak kepikiran mau menghabiskan weekend ini di rumah mungil kaki bukit tidar itu. Jujur, saat ini daya tarik magelang berepisentrum di kamu :), entah keberadaanmu yang membuatnya istimewa atau magelang yang membuatmu menjadi istimewa, hanya saja kamu membuatku merasa hummy. Meski hanya terpaut tak lebih dari selayang pandang mata melirik, kamu terlihat jauh terhalang tembok tinggi berpagar hijau terkepung pinus yang membentengi. Walau tak bertemu secara langsung, tapi itu cukup membuatku bungah mengetahui gumpalan langit yang kulihat dia atas sana, juga terlihat olehmu dibalik sana.

***

Menggenjot sepeda dari solo ke magelang itu suatu momen having quality time banget bagi saya. Menjejalkan sumpalan telinga yang mendendangkan harmoni, bermodal jaket yang berkibar bak bendera yang dikerek, helm butut kesayangan pertama yang kubeli semenjak SMA, dan wuzzz melajulah sampai titik 100km per jam.
Wohooo, rasanya get my freedom banget. Bagi saya, jalanan serasa tempat karaoke gratis sepuas-puasnya sampai tekak bergoyang di tenggorokan tanpa orang lain menghiraukan karena suaramu akan hilang terbawa angin.
Iya benar, sampe teriak-teriak lho, toh suaraku memantul pada slayer dan berturbulensi di dalamnya, ahai tak ada yang mendengar kan? #senyum
Terlebih lagi jika ada plat AA menyembul dari arah belakangku, dan melesat seperti mengejeku yang jauh tertinggal. Biasanya naluriku langsung membuncah, bagi saya itu semacam tanda bahwa dia ingin menantangku.
Oke, akan saya layani. Jalanan jadi semacam sirkuit abal-abal dengan pembalapnya yang juga gadungan. ahai. Memang saya tak lihai jika menantang mereka-mereka yang memakai motor kapasitas jok yang sering terlihat cewek nungging di belakangnya, (heran deh ya gak pegel apa itu punggung, mbk? ), sadar saya hanya pake matic yang ngegas pol sampe 100 km per jam terkadang sudah bisa merontokan sparepart motor itu sendiri. Pewh. Jangan heran dengan penampilan saya yang kadang berbanding terbalik dengan kepribadian, kalo saya boleh memilih saya lebih pengen mengendarai motor koplingan ketimbang model scoopy. Tapi sayang seribu sayang, tubuh saya terlalu renta hanya sekedar memegang stangnya saja, (ohhh meeen, beraaat!) :| What the fuss!

***

Magelang banyak berubah. Seperti biasa ritual yang sering saya lakukan setiap pulang, "Melawan Angin", saya itu pemburu sore, pemburu senja, the twilight hunter. Saya pernah bermimpi bagaimana menyaksikan senja di Gunung Kilimanjaro? Melihat bola api pijar itu ditelan ufuk hingga sebatas cakrawala? Incredible!!
Lamat-lamat ku menyusuri jalanan kota magelang yang saat ini sedang dalam pembaharuan. Wew! Berapa dekade.kah saya gak pulang, sampai-sampai banyak perubahan yang kudapati dari kota kecil yang bertahun-tahun menjadi kepompong childhoodku ini?
Saya menyukai hiruk pikuk ini, saya menyukai sudut kotanya yang sering buat asyikmasyuk segerombolan remaja itu, saya menyukai tower air raksasa itu, saya menyukai patung mbah dipo yang entah siapa yang ia tunjuk walau kumpeni telah hengkang beberapa abad silam, saya menyukai bau udara pinus tempat kamu ditempa selama 4tahun, saya menyukai jalan A.Yani yang landai itu, pas untuk track gas pol, merasakan secuil satisfaction dari pembalap F1 di tipi2 itu ketika tempurung dengkul mereka nyaris beradu aspal ketika melengkung sentrifugal dari lintasan yang menentukan prestise setiap pembalap. Ya, secuil kiranya saya merasakannya. Bangga. Puas. Keren.

***
Ini malam minggu, tak berlaku buat yang mengikrarkan dirinya fakir asmara. Bukan berarti saya menjadi kaumnya tetapi tak berarti juga saya diapeli. Iya, benar.
Kau tahu? sms pertama kali ketika beberapa hari tak dihubungi itu serasa menemukan zamrud khatulistiwa di antara bongkahan arang hitam. Mencolok. Ya, rasanya amat sangat mencolok kebahagian itu terpancar di antara dua bola mataku yang berbinar-binar, mencolok sekali terpasung di sudut senyum simpulku, dan mencolok di lekukan pipi kiriku. Aku bahagia.
Mendengar suaramu itu seperti oase, serius ini bukan #gombalgembel, seandainya kau tahu diseberang sini ada semacam cupid-cupid kecil di atas kepalaku sedang menari-nari tarian hujan dengan panahnya, mengguyur hujan asmara, aaaaah terlalu lebay mungkin. Tapi benar, saya jatuh hati dengan aksenmu, tawamu, dan ehmmm suaramu. Addicted. Oh, wait, is it my confession? Amboi nian awak ni. #plak

aku.. sudah terbius oleh aroma pinus lembah tidar raya
selalu mengingatkanku adanya secuplik sisa umur yang sudah teralbumkan menjadi kenangan hampir 20 tahun
selalu mengingatkanku adanya ksatria-ksatria pembela bangsa
berpeluh debu selama 4 tahun tuk mengayomi negara


pinusnya menyembunyikan rahasia di balik bisikan-bisikan angin
yang berisikan endapan rindu dari perwira di balik tembok
untuk dunia luar yang terasingkan
menunggu angin yang kembali membawa kabar
bahwa ada orang-orang yang menunggu mereka,
tuk berkumpul, bercengkerama dan membayar lunas rindu yang dulu sempat tak terbalas.


aku.. sudah terbius oleh aroma pinus lembah tidar raya. ADR


Kamis, 01 Desember 2011

Willkommen Dezember!

0 commentfootprint
#decemberwish

Too many things that i want to do in this month. Too many plans that i noted on my stickynote. Too many happiness that I need to be realized.

But, overall, 26st will be my day. I wish.


 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template