Minggu, 12 Februari 2012

"Surat Kaleng" untuk Tuhan

0 commentfootprint
dear tuhanku yang sangat kucintai,

Sebenarnya saya agak geli juga mengirim surat ini lewat blogku. Hanya saja, saya bingung mau dialamatkan kemana surat ini jika benar2 saya tulis dalam selembar kertas dan kuposkan ke kantor pos, ah tak lucu pasti. Atau harus ku lempar ke jendela alam mana dengan sebuah kaleng yang berisikan surat ini? ah memang tak lucu.
Padahal tiap hari saya sudah ribuan kali ber"monolog" denganMu. Kali ini ijinkan saya untuk menorehkannnya pada secarik kertas digital bertintakan spektrum warna yang berbeda, bolehkan Tuhan?

dear Tuhanku Pencipta Pelangi,

Bagaimana kabar Pluto? Masihkah menjadi planet? Kuharap ada bumi-bumi lainnya di antara jutaan galaksimu yang lain. Bumi Bima Sakti ini sudah terlalu tua.
Sebenarnya ada banyak yang ingin kuceritakan, Tuhan. Dalam bahasa Bagian Bumi Galau (BBG) istilahnya adalah curcol "curhat colongan".
Eh terimakasih banget lho Tuhan, saya benar2 mengucapkan sujud syukur, tadi malam saya melihat malaikat tak bersayapMu.
Dia keren sekali, Tuhan. Dari banyak cerita yang selalu ia ceritakan kepada saya, entah kenapa saya selalu mengucap syukur segala puji bagiMu, saya bisa dipertemukan dengannya.
Saya berusaha tak melebih-lebihkan atau mendramatisir keadaan lho Tuhan. Tapi jujur tak bisa saya tak  menduga-duga di setiap pertemuan kami yang Kau atur, inikah seseorang yang akhirnya menemukan tulang rusuknya di antara tulang-tulang rusukku?
Entah itu benar atau tidaknya, terlepas saya siapa baginya, saya mohon Tuhan sayangi ia dalam rengkuhanMu, di waktu jemari saya tak bisa menggenggamnya, di waktu bola mata saya tak bisa menatap senyumnya, di waktu telinga saya tak bisa mendengar celotehannya atau di waktu jarak mengejek menari gembira antara kotaku dan kotanya.

dear TuhanKu yang selalu kukagumi bintangnya,

Demi Engkau, memangnya adakah malaikat tak bersayap berwujud manusia?
Jika tidak, kenapa tadi malam saya melihat itu di dalam sosok dirinya. Sedikit saya curi kesabarannya, ketabahannya dalam menghadapi kehidupan yang Kau berikan untuknya, kali aja itu suatu saat berguna bagiku yang Engkau pasti tahu saya orangnya panikan dan suka "grusa-grusu".  Jangan beritahu dia ya Tuhan, kalo kesabarannya saya curi sedikit. Semoga itu tak mengurangi porsi kesabarannya sendiri, ah dia baik kok Tuhan mungkin dia juga tak keberatan berbagi kesabaran denganku. :')
Mendengar segala ceritanya rasanya saya ingin memeluknya waktu itu juga, dan berbisik "Everything will be allright, I have you here by my side, dear" #pukpuk. PelukanMulah Tuhan yang membuat ia tegar. Tuhan jangan pernah berhenti memeluknya ya, wakilkan pelukanku untuknya. Sampaikan padanya kalo saya menyayanginya, kalo Engkau yg menyampaikannya pasti dia lebih percaya.

dear Tuhanku yang tak pernah sombong dengan belantara angkasa yang Ia punya,

oh ya hari ini saya kembali ke perantauan, dan mungkin jadi jarang pulang juga, tapi entahlah manusia hanya bisa berencana.
Tuhan, bolehkah saya meminta?  Jaga Adhitantra D.R untukku ya, dan juga untuk orang-orang yang ia sayangi.
Lindungi ibuk dan keluarga saya disini, saya benar2 menyayangi mereka.
Eh ya terimakasi untuk umur 4tahun adek saya hari ini, 12 Februari 2012. Ah, apa Kau sisipkan tenaga hercules sih Tuhan, adekku bener2 jagoan, semoga orang tua saya tak bertambah pusing dibuatnya #hedehhh, dan semoga dia kelak menjadi seperti calon kakak iparnya. Buahahahahaha #ngakak #oops
Yah, sekali lagi manusia hanya bisa berencana. :)
Kukira surat kaleng ini terlalu kepanjangan ya? Mungkin suatu hari surat2 saya untukMu akan kutitipkan pada Neptunus. Biar samudera yang membacakannya untukMu.
Sekian, salam untuk galaksi2Mu yang selalu kukagumi. :)




salam kangen luar biasa dari makhluk kecilmu, 



Aulia si "bubble power puff girl"




NB:
oh ya ini rahasia kita ya Tuhan, jangan beritahukan si mojo jojo tempat saya berada. Saya sedang vakum dari dunia kepahlawanan. Sepertinya saya mau resign dari power puff girl. :) Engkau lebih Maha Tahu alesannya kenapa.

Rabu, 08 Februari 2012

Aku dan Tanah

1 commentfootprint
Kami berjejalan beriringan menyesaki bumi. Aku vertikal, dia horisontal.
Kusapa dia tiap pagi bahkan sebelum embun sempat mencicipi tebalnya selimut kabut.
Kucungkili parasit yang membentang bak permadani hijau.
Kusibak warna cokelatnya yang molek memikat akar untuk memeluknya, menggerayangi setiap partikelnya. Memperkosa setiap senyawa kimianya tanpa dia bisa melawan. Menghisap untuk menopang hidup daun dan batang diatasnya. Dia tetap diam tak berdaya, seolah-olah memang begitulah nasibnya.
Kuambil sejumput tuk kucium, baunya membuat rongga dadaku menggelegak.
Merasa kita terlahir bersama, dari zat yang sama, tercipta oleh DZAT yang sama pula, kami satu jiwa.
“Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah.” (Shad : 71)"
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk (lain). Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (Al Mukminun : 12-14)

Ada sesuatu yang menggeliat, membuatku sedikit berjengit, makhluk tanpa kaki ini setia membuatnya subur. Aku malu pada cacing ini, makhluk tak berkaki saja tau bagaimana menghargai ibu pertiwi.
Kurebahkan sedikit tubuhku, berusaha menyatu tanpa sungkan tanpa malu.
Aku sedang memeluk ibuku yang lain, she is my mother earth.
Karena bumi ini yg menumbuhkan & menjaga makanan-makanan kita. Melindungi seperti ibu.
Lantas dimana letak telapak kaki ibu pertiwi? Bagiku di antara ruang kosong jemarinya ada surga bagi para penikmat oksigen gratis. Hanya saja mereka tak mensyukurinya. Ah, ekspatriat pengkhianat !
Ah, jika saja manusia sadar bahwa tanah yang ia pijak adalah rahim tempat ia berlindung. Bumi sedang mengandung kita. Menumbuhkan makanan lewat plasenta-plasenta yang berlentisel dan berklorofil.
Kupejamkan mata, berusaha merasakan denyut jantung dari ibu pertiwi yang sedang hamil ini.
Aku lahir dan kan mati berkalang tanah. Tanah ibu pertiwi.

Kamis, 02 Februari 2012

Sebuah "Ruang Tunggu"

0 commentfootprint
"I could stay awake just to hear you breathing 
Watch you smile while you are sleeping 
While you're far away dreaming 
I could spend my life in this sweet surrender 
I could stay lost in this moment forever 
Every moment spent with you is a moment I treasure 
Don't wanna close my eyes 
I don't wanna to fall asleep 
Cause I'd miss you baby 
And I don't want to miss a thing 
Cause even when I dream of you 
The sweetest dream will never do 
I'd still miss you baby 
And I don't want to miss a thing 
Lying close to you feeling your heart beating 
And I'm wondering what's your dreaming 
Wondering if it's me you're seeing 
Then I kiss your eyes 
And thank God we're together 
I just wanna stay with you in this moment forever 
Forever and ever "_aerosmith_

Sebuah alunan lagu menyesaki syaraf telingaku, menari dengan indah dalam sudut sudut kosong otakku, dan keluar dalam baluran suara sumbang sekedar mengisi kehampaan akut dalam "ruang tunggu" ini.
Aku berada dalam sebuah "ruang tunggu". Menelusuri titian detik yang berjalan tanpa memedulikan.
Ada suara yang memekakkan, hanya 45 derajat ku tengok lalu aku masi tenggelam dalam penungguanku. Aku sedang menunggu.
Ada suara berisik yang gemerisik, lagi, ku tengok 45 derajat lebih sedikit tuk sekedar tahu apa yang terjadi.
Dan Lagi, aku tak peduli.
Tiba-tiba ada yang menjegal kakiku, kulihat kaki jenjang seputih susu dengan mata menyelidik menatapku. Ku balas tatapannnya dengan jengah. Aku malas tuk meladeni. Lagi, aku tak peduli. Ku biarkan dia menggonggong sampai tekak di tenggorokannya putus. Wanita itu berjalan menjauhi masi dengan mulutnya yang berjejalan kata-kata makian.
Datang seorang wajah tampan rupawan, duduk menemani di sampingku, wajahnya manis merayu. Dia menyodorkan sebuket janji manis dan sebatang kesetiaan yang katanya rasa coklat.
Aku hanya melirik, tak tertarik. Karena ku tahu dia sedang memakai topeng.
Lepaskan saja topengnya, maka kan kau lihat hatinya yang bopeng dimana-mana karena pengkhianatannya sendiri terhadap wanita-wanita di luar sana. Ah, dasar playboy!
Melihatku tak tertarik dia mundur perlahan, lalu menghilang dalam sebuah lorong gelap. Enyah saja, ku ingin gelapnya menelannya bulat-bulat sampai aku nyaris tak melihat ujung hidungnya sekalipun. Aku jengah dengan orang semacam itu.

Kembali dalam penungguanku. Yang ku tahu aku hanya ingin berkonsentrasi penuh, dalam "ruang tunggu" ini. Menunggu seseorang yang sedang berjuang di luar sana.
Ku menunggu bukan berarti aku juga tak berjuang. Kau lihat tadi sayang, seberapa banyak yang hilir mudik menggangguku konsentrasiku?
Ya, aku berjuang untuk tetap berkonsentrasi menunggu, menunggu kamu. :)

***

Percayalah. :) Biarkan waktu yang bergulir maju tinggalkan masa lalu yang kelabu dan mengharubiru , tutup buku yang berdebu dan buka lembaran baru. 
 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template