Senin, 14 Mei 2012

Kereta Api

0 commentfootprint
Saya menyukai kereta.
Kereta api.
Kereta dengan peron tuanya. Kereta dengan gerbongnya yang menggeliat dari ufuk yang tak berujung.
Kereta dengan suara deringan lonceng yang khas.
Mengingatkan saya pada film imajiner Harry Potter dengan peron 9 3/4.nya. 
Mengingatkan pada seorang tua dengan asap terkepul yang termakan oleh zaman.
Kereta itu sedang mengisap cerutu. Bak seorang tua yang arif, yang sedang menjelajahi kota demi kota dengan sebuah misi.
Saya suka kereta dengan stasiunnya. Membangkitkan memoar artistik pada zaman tempo doeloe sebelum roda empat semerajalela sekarang.
Stasiun Jebres
Saya menyukai kereta api. Ketika saya mulai mengenal Solo dan stasiunnya. Setiap momen dalam penantian beberapa menit untuk melihat sekedar kereta lewat dibalik sebuah palang yang melintang.
Mungkin karena saya menyukai sesuatu yang berbau "oldschool", "tempo doeloe", "retro", dan jadul.
Stasiun dan peronnya menguar bau tua dan saksi bisu dari sebuah perjalanan panjang besi lapuk yang bercerutukan napas lelahnya zaman.
Seperti sebuah museum waktu yang memerangkap kenangan dalam labirin relnya. Memenjarakan setiap momen pertemuan dan perpisahan antara insan yang mengadu rindu.


Saya. suka. kereta. dan. stasiun tuanya.

Rabu, 09 Mei 2012

Dunia dalam 140 Karakter (Tweet(it))

0 commentfootprint

Sepertinya saya sudah mengidap twitteraniacmindoriented, semacam penyakit ketergantungan terhadap twitter, yang gejalanya otak selalu berpikiran tentang update status di twitter. =.="
Kamu pernah mengalami hal seperti itu? Sampai2 ketika saya bengong, saya memikirkan update.an apa yang bakalan saya tulis di twitter. Ini parah tingkat akut.

Twitter merupakan sebuah situs web yang dimiliki dan dioperasikan oleh Twitter Inc., yang menawarkan jejaring sosial berupa mikroblog sehingga memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan yang disebut kicauan (tweets). Kicauan adalah teks tulisan hingga 140 karakter yang ditampilkan pada halaman profil pengguna. Tweet ini bisa dilihat oleh follower kita atau terbuka untuk public jika account tidak diprotect.
Bagi saya, twitter merupakan segala tumpahan pikiran yang melintas entah itu terencana atau tidak ketika saya melihat, mendengar, memahami, belajar, berkeluh kesah, curcol, puisimini, numpahin galau dan kangen  terselubung, atau bahkan mengikuti trend saat ini. Tidak menutup kemungkinan kadang saya malah lebih update berita dari twitter yang berasal dari akun news seperti @detikcom @kompascom @timlonet @okezonenews dan buanyaaak lagi ketimbang dari televisi. Kotak ajaib itu kini menjadi tidak semenarik ketika jaringan internet kian meluas.

Tapi penggunaan twitter sekarang jadi lebih mirip "tong sampah" ya? hahaha. Semacam Renungan Kloset dalam karyanya Rieke Dyah Pitaloka dikonversikan ke bentuk digital, isn't it?

Ada baiknya,

tak mencatat hidup
dalam lembarlembar buku harian
Suatu masa,
jika membacanya lagi
manis, membuat kita ingin kembali
pahit, membuat duka tak bisa lupa
Ada baiknya,
merenung hidup
dalam kloset yang sepi
Tak perlu malu
mengenang, tersenyum atau menangis
Setelah itu,
siram semua
bersiap menerima makanan baru
yang lebih baik dari kemarin. (RDP)


Sudah hampir 3tahun, saya memiliki twitter, semenjak tanggal 12 Juni 2009, dengan follower 270an, following 180an, dan berkicau sebanyak hampir 18ribuan lebih. Mungkin itu kalo dijadiin satu udah jadi kayak mini proposal kali ya. Bagi saya, urusan memfollow dan difollow itu merupakan hak setiap individu, disini peraturannya adalah kita bebas mengikuti (following) akun siapa saja. Difollow-back itu merupakan bonus dari karena kita telah memfollow orang tersebut atau semacam apresiasi dari orang lain atas tweet-tweet kita yang mungkin bagi mereka menarik untuk diikuti, atau tak elak ada kepoers yg memang tujuannya menguntit isi timeline kita.
Jadi bukan saya sok jual mahal ketika orang yang gak dikenal, memaksa kita untuk memfolbacknya, karena bagi saya memfollowing itu adalah keputusan ketika saya menganggap account tersebut memang menarik atau layak atau memang saya mengenal dari account user tersebut. Karena pernah punya pengalaman, saya hampir menghapus list teman following karena memang tweet-tweetnya yang isiannya hanya tentang pacarnya saja, tweet-tweet galau akut, isi timeline.nya cuma 'misuh-misuh' dll

Saya masih ingat ketika pertama kali menjadi user, ketika twitter masih sepi dan gak seramai saat ini. Isinya hanya tentang curahan hati, jadi semacam diarydigital dengan 140 karakter, menumpahkan segala uneg2 tapi tanpa orang lain harus komentar atau menanggapinya. Kalau sekarang sudut pandangnya masi seperti itu ya bablas, karena profil+timeline seseorang itu bisa merefleksikan karakter orang. 

Ada yang gak masalah urusan pribadi mereka terekspos untuk umum, ada yang pacaran di timeline, ada yang pedekate tapi cuma bisanya ngretweet doang tanpa reply, ada yang berbagi info, motivasi, tips, and many more. :)

It seems like ur twit is ur world. Hitung berapa jam waktu yang dihabiskan untuk sekedar ngecek home timeline, atau ngetweet what you were doing recently or what ur mind is. Wow mejik! Sesuatu yang ketergantungan itu bikin nyandu. Kadang orang lebih enak "ngomong" ke timeline daripada ngeshare langsung ke orang yang lebih bisa diajak bicara. Jadi semacam kita bermonolog sendiri pada dunia yang seharusnya kita yang memerintah bukan kita yang diperintah. Dan menjadikannya introvert personality.
Gak sadar ya? o.O Holly crap! It means I include it. Save me immediately!

Kamis, 03 Mei 2012

Tanda Tanya (?) untuk Iggy

0 commentfootprint
Aku menari di atas awan yang berarak. Menebar benih-benih bulir hujan dengan petir sebagai gemerincing tanda musim semi akan segera dimulai.
Lili, dandelion, tulip semarak mewarnai bagai membentang sulaman permadani. Aku bungah musim semi kan segera dimulai.
Beberapa waktu aku masi saja setia menari di atas awan.Sesekali melukis pelangi, bermain dengan spektrumnya, mengirim sajak pesan rindu yang berserak abstrak. Namun musim semi belum lama berlangsung, tapi tiba-tiba Iggy yang paling tidak berkecepatan diatas 35 knot per jam datang mengacaukan putik dan benang sari yang mulai saling melirik dan menarik. Sedikit porak poranda. Aku panik. Bagaimana bisa Iggy itu datang?
Sebentar tapi tak mungkin tidak membawa dampak. Aku mencoba membenahi, musim semi mana yang terhambat. Aku berusaha innocence. Aku berusaha tuk menenangkan, menjalin putik dan benang sari demi sebuah bakal biji.

Aku masih tak habis pikir. Menyela pada angin, bertanya pada laut, menyalahkan gerak semu matahari, ada apa gerangan Iggy tiba-tiba menghantam tanpa tanda.
Kuharap dampaknya tak terlalu berarti tuk musim semi berikutnya.
Karena aku masih setia sebagai "peri musim semi". :)


 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template