Minggu, 27 November 2011

The Hurted Treasure

0 commentfootprint
Seharusnya harta karun itu menjadi sesuatu yang menyenangkan jika kamu suatu kali menemukannya terpendam, lapuk jauh di bawah sana. Yang ini beda, yang ada hanya bisa meringis menatapnya, nanar.

Kenapa harus ada, anehnya isi harta karunnya sudah saya ketahui sebelum cluesnya muncul. Semua clue yang ada hanya tambah memperjelas bahwa luka ketika menemukan harta karun itu semakin menganga.
Entah, sudah saya coba tuk menepis, rasanya gak ilang-ilang kayak dikasih borax. Sakit. Banget. Terima kasih bangetlah untuk kamu yang pernah menanamkan the hurted treasure untukku. Semoga kebahagiaan dilimpahkan untukmu, karena saya bilang ngerasa dikhianati itu menyakitkan. :) #senyumdatar

luka di hati itu gak ada plesternya

Kamis, 24 November 2011

Dont judge Aulia by her looks

0 commentfootprint
Saya ingin bercerita sedikit tentang what-a-beautyjerk-inside-ku, buahahahha. Kadang saya itu merasa mengalami disorientasi. Banyak hal dualitas tetapi terangkum dalam suatu "mono-viour" yang malah kadang membuat saya penuh dengan keabsurd-an.

Contoh : saya bisa menjadi boy-ish kalo saya mau, maen bola.lah, ngejar layang-layang putus.lah, naek pohon rambutan yang dulu banyak di belakang rumah.lah, mandi keringat sampe bau matahari saya jabanin. Pada dasarnya energi saya itu berlebih, jadi janganlah heran ketika cewek2 itu berteduh di pinggir lapangan, ada seorang gadis berjilbab yang asyikmasyuk dengan bolanya, entah itu bola basket atau voli atau bola sepak sekalipun. Saya masih inget ketika dulu waktu sekolah menengah atas, hanya beberapa gelintir cewek yang gandrung sama olahraga, ya salah satunya saya. Dimana cewek2 waktu ganti pakaian seruangan itu masi bau parfum masing-masing, saya sudah bau matahari+keringet khas anak sekolahan. =.=" I love making myself sweating.


Tapi saya bisa tampil sedikit feminim jika saya mau, i love taking pict of myself when i wear that longdress. Kata ibuk, saya cantik jika pake longdress atau rok panjang. Ah, ibuk mana sih yang gak memuji anaknya sendiri? Saya pakai apapun pasti beliau bilang saya cantik, padahal biasanya itu mungkin sekedar "ngayem2i" saya. Hahaha it doesnt matter, mom. :D

Banyak yang bilang saya pendiem. Itu kata2 mereka yang belum mengenal saya lebih jauh. Atau mereka yang baru saja ketemu dengan saya. Tapi kalo pernyataan tersebut disodorkan kepada mereka yang udah lama mengenal saya, mungkin mereka bakalan ketawa terpingkal-pingkal dan bilang "pendiem dari hongkong??" dengan alis yang terpaut dan disela-sela derai tawanya, Errr sudah cukup menjelaskan? Ya, saya memang pendiem dalam keadaan dan situasi tertentu, terlebih di lingkungan baru atau di lingkungan yang membuat saya tak nyaman, berasa roaming or sucha alien from outerspace gitu, jadi saya lebih memilih diam daripada nyerocos yang bisa membuat kening mereka mengkerut dan berpikiran "ki bocah ngomong opooo ngono". Saya pun bisa menjadi pendiem, salting dan cuma bisa senyum2 jika di depan "kamu" :). Bukan berarti saya sok jaim dan menutup-nutupi terlebih senyum saya itu lebih mewakili jutaan kata daripada kata-kata itu sendiri, terlebih saya ingin menikmati setiap Hz suara yang dihasilkan oleh kamu. Ya, kamu. :)
Jadi, saya itu bisa pendiem melebihi diemnya batu dan saya bisa sangat criwis melebihi beo yang belum dikasi makan pisang. :D

Apalagi ya? #hening sejenak#
Oh ya, berkaitan dengan pendiem mungkin saya banyak dinilai alim gitu ya? Ehm gak juga sih, saya suka mendengarkan lagu hiphop, rap atau apalah itu yang membuat saya sering dancingqueen sendiri di dalam kamar. Pokoknya jauh dari suasana musik si sulis dan hadad alwi. Sering memanggut-manggutkan kepala kayak burung woodywoodpacker, menggelinjang kayak cacing kepanasan gara2 joget2 gak jelas, kadang-kadang bahkan sering misuh-misuh jawa timuran, atau bercanda sarkasme dengan anak-anak kos saya yang superdupergila itu. Bahkan mereka sudah mengakui keabsurd.an saya ini. Saya ratu absurd bagi mereka. Pokoknya all of my absurdity itu jauh dari kesan alim dan pendiem. Mungkin kalo orang lain yang belum mengenal saya atau kita mereka bakalan hening dan berpikir "gilak, mereka pada ngomongin apa sih! sopan woy!" Pokoknya becandaan saya itu kadang roaming bagi mereka yang outgroup, saya pun bisa sangat tertawa diluar kendali bukan tertawa selayaknya cewek pada umumnya, tapi saya menikmatinya. :)

Tapi meskipun begitu, saya juga sangat concern sekali bagi ukhrawi , meskipun masi sangat amat duper super cetek, saya merasa gelisah kalo meningglkan 5waktuku, saya masih setia melantunkan kalamNya setiap petang menjelang dan subuh datang, meskipun hanya satu ruku' atau beberapa mushaf, atau saya mengusahakan merutinkan berbicara dari hati yang paling kecil ketika angin tak bersemilir dari dini hari pada Sang Pemilik Kalam. Atau menambahkan porsi lauk sunah saya pada tiap Senin dan Kamis. Kau tau apa motivasi terbesar setiap saya melakukan semua itu adalah perkataan ibuk saya, bagi saya itu semacam kata wasiat yang bakalan saya ingat terus "Ibarat, nek ora ana tambahan ibadah liyane, mung sholat wajib thok kaya mung makan nasi putih thok, tanpa lauk, arak tumbuh gedhe sko endi wong ra ana gizine" , sampe sekarang keingeeeet terus itu kata-kata. 
Jadi, saya bisa terllihat "urakan" tetapi saya bisa terlihat agak "religius".

Heran, saya hidup dengan dualitas dalam satu tubuh yang sama. But, it doesnt mean I am sucha hypocrite, itu hanya masalah sikap.
Memang benar, janganlah menjudge seseorang itu dari tampilan luarnya saja ketika kamu emang belum terlalu mengenalnya, jangan sok tahulah intinya. Bisa saja, orang yang kamu anggap jelek in converse malah dia sebenarnya baik, atau yang kamu anggap dia baik malah ternyata jelek. Get the point? :)
Hanya jadilah bangga atas dirimu sendiri jika kamu memang berbeda dari yang lainnya.

Kamis, 17 November 2011

Sampeyan Muslim?

0 commentfootprint
Agak tergelitik ya dicecar dengan pertanyaan yang agak menyentil begitu?
"Sampeyan muslim? Pedomannya apa? Al-Quran? Berapa ayat yang anda pahami di dalamnya"
Mampuslah itu pertanyaan sangat menyudutkan.
***
Kamis, seperti biasa jam pertama saya mulai dengan mata kuliah Ekonomi Islam, saya agak excited dengan dosen saya ini, dikarenakan setiap perkataan beliau selalu dihubungkan dengan ayat Al-Quran, kayaknya tu 5 cm dari keningnya ada tulisan ayat dan terjemahanya yang menggantung, jadi sewaktu-waktu beliau seperti menyontek tulisan depan keningnya, sangat cepat, akurat dan terpercaya. Exciting. Saya mulai berpikir berapa tahun beliau hapal dan memahami kalam Tuhan yang isinya lebih dari 6000an itu?
Pertanyaannya yang agak menyelidik, dari 6000an ayat itu berapa ayatkah yang saya pahami? Deg. Ehm, pertanyaan simple yang membutuhkan jawaban ekstra basa-basi. Sejujurnya, saya ingin menjawab "hanya beberapa pak." *menunduk lesu* . Tapi, melihat seisi ruangan yang tak bergeming, beliau sudah menebak apa yang ingin mahasiswanya utarakan, ya hanya sedikit dan itu pake bangett yang sudah dipahami ayat di dalamnya. Lantas, bisakah kita disebut hidup jika sesuatu yang selama ini kita gembar gemborkan dijadikan pedoman tetapi kita malah tak sedikitpun memahami pedoman hidup kita? Miris ya? Berarti kamu hidup tanpa aturan donk? *jleb
Pada dasarnya ratusan lembaran yang mungkin kalian agung-agungkan itu cuma berupa mushaf saja. Makna Al-Quran itu ada jika kita benar-benar memahaminya bukan hanya sekedar membaca Arabnya saja yang pasti dari 99,99% belum tentu paham kan? AlQuran itu adalah yang ada di dada kita, kalo yang kalian hadapi tiap hari itu hanyalah sekumpulan kertas. Al-Ankabut : 49, "Sebenarnya, Al-Quran itu adalah ayat-ayat yang jelas di dalam dada orang-orang yang berilmu. Hanya orang-orang zalim yang mengingkari ayat-ayat Kami"
Kok ngrasa saya jadi makhluk ciptaan gak tau diri banget ya. =.=" Bersyukur seharusnya, manusia yang hidup jauh dari kehidupan sebelumnya ketika ayat diturunkan, iyalah karena kita gak perlu ngalamin cerita-cerita out of mind di dalemnya, cerita-cerita yang membuat kita bergidik, amaze, atau semacamnyalah, kita sekarang cuma disuruh mbaca, memahami dan mengamalkannya aja kok udah ngeluh malah kayaknya kerasa berat. Padahal yang mbuat semua itu berat ya kita sendiri. Saya lupa tadi ayat mana saja yang dibacakan yang pada intinya Tuhan menurunkan ayat tersebut untuk memudahkan kita supaya mengambil hikmahnya, padahal ayat itu diulang sampe 4kali. Berati Allah emang Maha Tahu ya segimana bebalnya makhluk ciptaanNya sampe ayat aja harus diulang berkali-kali agar kita menoticenya. Ck ck ck ck. Parah. Udah ngrasa gak tau diri belum? Kalo belum berati emang anda raja bebal. Hahaha.
Gak luculah, kalo semisal kita ngefans mati ama sesuatu tapi waktu ditanya tentang apa aja yang kita ketahui dan jawabannya adalah ZONK. Ya sama kayak kita ngaku2 pedomannya Al-Quran tetapi kita aja gak paham isinya Al-Quran itu apa. Hehehe. Saya bukan bermaksud sok suci, saya juga sama kayak kalian, atau mungkin pemahaman saya malah kurang dibanding kalian, tapi ayo mulai sekarang sedikit demi sedikit cobalah pahami pedoman hidupmu itu apa.  =) 


Tapi, sampeyan ngrasa muslim to? =D

Selasa, 15 November 2011

A u o h h hhh #auwoh*

0 commentfootprint
Pagi ini gak tau saya sedang berbunga-bunga. Bukan karena saya barusan dari sarkem lho ya, pasar kembang arti sebenarnya lho jangan negthink dulu. Hehehe
Sehabis kuliah tadi saya mampir sebentar ke ATM, (heran baru tanggal segini uang saya sudah abis), tapi emang expenditurenya 2bulan kedepan bakalan defisit nih kalo begini trus. Oke, sekian.
Gak taunya ATM lagi timeout (apaan sih ya, atm abis ikut seagames kali ya pake timeout2an segala), kata bapak satpamnya sih ditunggu bentar juga balik lagi. Oke, saya bakalan ngelakuin the most "juh" activity bagi saya, a.k.a MENUNGGU, jujur saya itu orang paling benci membunuh waktu hanya dengan diam kayak sapi ompong, dasarnya saya sudah mirip sapi, #eh? #boonk. Sedetik, dua detik, tiga detik, ya ampun baru itungan satuan detik aja waktu uda kayak mau ganti era dinosaurus lagi. Sembari ngitungin waktu kayak ngitungin domba beranak, hape saya pijit-pijit kali aja dia lagi setres kena asam urat gara-gara tiap hari saya pake, (who knows kan?) #tampol. Setelah beberapa waktu, saya mendongak untuk melihat apakah timeoutnya atm uda slese belum, eh tahu.nya ada tempelan yang bertuliskan, "MAAV ATM OFFLINE", a uuu oooohhhh, darimana itu tulisan bangke berasal? Perasaan tadi gak ada orang seliweran nempel-nempel seenak udelnya gitu, idiih mulai kesel ama bapak satpamnya, saya datengi, saya pukul gemes bahunya, (pukpukpuk gaya bencong) (OKE ini gue NGELANTURR). 
Yaudah lah, saya pergi dari tempat terkhianat tersebut, pas lagi diatas motor, ada seorang ibu-ibu setengah baya turun dari mobil, mendatangi saya, (aduh deg-degan ini, kali aja ibunya sedang cari menantu trus lihat saya  teronggok sendirian begitu mempesona, ibunya langsung kepincut) #plakkkk. Eh, taunya tanya gedung apa gitu, yang gak begitu saya pahami, (waduh, ibunya terkena korban Ayu Ting-Ting rupanya) #backsound Alamat Palsu#.
Karena saya gak tahu gedung yang dimaksud, tergeraklah hati saya untuk menawarkan bantuan, saya ajak ibunya ke bapak satpam yang di dalem, saya nikahkan, dan sah? sah? syaaaaaaaah #koor. Weladalah, maksudnya, saya tanyain gedung yang dimaksud ke bapak satpamnya, kemudian saya translate ke ibu tadi, lalu beliau mengangguk-angguk puas, dan tersenyum. Senyum pepsodent. =). Cessss, gak tau, rasanya ada bungah tersendiri ketika melihat orang lain tersenyum karena bantuan kita, meskipun hal sesederhana begitu. Beliau berkali-kali mengucapkan terimakasi. #berlalu
Karena niat saya tadi mau pergi, niat mau pulang kos.an bentar. Gak taunya pas di jalan, beberapa meter dari ATM tadi, ketika saya lagi menunggangi motor =.=", ada ibu-ibu sedang naik motor juga melambai-lambaikan tangan ke arah saya. Oh, apa ini? Saya pikir dia lagi uji nyali trus gak kuat dan melambai-lambaikan tangan. Hasyahhhh , taunya beliau juga nanya gedung ke saya. Doenkkkk, apa di jidat ini ada tanda panahnya ya kok perasaan dari tadi ada yang lose in the jungle begini, apa mereka sedang mencari jejak? Apa mereka lupa membawa peta Dora? Beribu pertanyaan mengerubungi bak semut berkerumun di gula batu. Kalo yang ini, saya tau dimana gedungnya, karena ibunya agak lambat loading #oops, dijelasin gak mudeng-mudeng, akhirnya beliau saya tuntun menuju jalan kebenaran, alias jalan bener mo ke gedung. Dari belakang beliau membuntuti saya, sesampainya beliau tersenyum lebar dan mengucapkan terimakasi, saya dikasi senyum pepsodent untuk kedua kalinya, cesss, rasa bungah banget.
Sepanjang jalan saya senyum-senyum terus, ternyata memberikan sesuatu yang orang lain butuhkan meskipun hanya sesederhana itu bisa membuat hati kita menjadi penuh ya. Mood kayak tercharger, berbagi sesuatu yang tidak orang lain tau itu kebahagiaan tersendiri meskipun hanya sebuah senyum dan tanda ucapan terimakasi sebagai balasannya.
Memang, sebuah senyuman itu mempunyai dampak yang luar biasa bagi jiwa kita, bandingkan aja temenmu yang ceria dan pemuram, rasanya lebih nyaman di deket mereka yang ceria bukan?

"Senyum itu aliran energi positif bagi mereka yang berhati ikhlas." Maka tersenyumlah =).

note:
*ungkapan keheranan 

Kamis, 10 November 2011

My Undefined . . . .

0 commentfootprint
I always get the eerie feeling after reading your message, or after hanging on the phone. It seems like the world singing for me. And the sky is always blue.
Ada haru yang membiru tiap kali ku mendengar titian detik yang kau laku. Selalu hujan di sudut mataku. Bukan, bukan air mata sedih, ini air mata bahagia. Dari getaran yang merambat secara longitudinal, bergelombang searah dengan radar neptunusku. I found "my undefined ..." . Sesuatu yang tak ku kira bakalan mengetuk, ingin singgah lebih lama, dan menghuni. Sesuatu yang tidak aku prediksikan dari siapa ia berasal. Sesuatu yang sampai sekarang kadang tak bisa kupercayai apakah benar ini sesuatu yang hak bagiku. Sesuatu yang kadang membuat ku merutuki diri, apakah aku pantas? Sesuatu yang selalu membuatku bercermin "who am I?"
Sesuatu yang membuatku menahan "sesuatu yang lain" sampai meletup-letup. Karena sampai sekarang, aku masih belum pantas untuk mengucapkan tiga kata itu. Bagiku itu bukan main-main, kawan.
Meski semuanya selalu berakhir tendensius. Aku, kamu, sama-sama tahu. Aku, kamu sama-sama merindu. Aku, kamu sama-sama menunggu. Menunggu sesuatu tuk diyakinkan.
Aku tak ingin berharap terlalu muluk, seperti happily ever after dalam setiap dongeng kerajaan yang dulu sering aku dengar waktu kecil. Aku bukan lagi terjerembap dalam dunia happily ever after-oriented, yang mengharapkan semua mulus-mulus saja. Aku hanya berharap, memang ada langit yang kita lihat bersama.

Karena, Tuhan sayang kamu..

0 commentfootprint

Hujan. Merangsang otak untuk meresonansi masa lalu. Menguak sebuah dilatasi memori yang kadang sudah terkubur atau memang sengaja dikubur tuk tak muncul ke permukaan.
Bau tanahnya, menggeliat masuk lewat lubang hidung, dan lolos lewat serabut-serabut lubang hidung yang tak sampai hati memerangkapnya.
Ah, dia sudah sampai ke otak. 
Biarlah kunikmati rasa sendu ini, melegakan sang hujan yang sudah sukarela mampir membasahi pertiwiku yang mulai menua. Bumi sedang sakit.
Tak kau lihat, bumi menjadi ababil selayaknya remaja abege yang mencari jati diri. Kadang panas menyengat, kadang hujan tiba-tiba. Napasnya tersengal karena asap knalpot yang menyesaki, tanahnya tak lagi perawan oleh pupuk pabrik dan zat chemist lainnya.
Aku menerawang, membuang tatapan ke arah langit yang mulai merengek, ingin memuntahkan segala material cairnya atas dukanya yang mendalam kepada bumi.
***
Berdua, di sore itu, aku dan salah seorang temanku, mencari pengganjal perut, yang memberontak sejak siang tadi tak dimasukin apa-apa. Ah, sayangnya, memang kami terlalu sore yang kepagi-pagian alias tempat makan yang kami tuju belum menampakan dapur yang mengepul, tapi karena sudah terlanjur ya sudahlah, menunggu tak terlalu buruk mungkin. Mbk kosku yang satu ini orangnya gokil setengah hidup, namanya mbk devi, gak ada dia kos.an berasa hampa. Hahahaha
Sekelumit cerita sore itu yang membuat sedikit gerimis di pelupuk mataku seperti cuaca sore itu. Mungkin aku tak begitu mengerti bagaimana keadaan yang sesungguhnya terjadi. Tetapi melihat mimik, intonasi, matanya yang menerawang jauh ketika bercerita, agak sedikit tergambar jelas bagaimana rasa sakitnya sesuatu yang sudah dikuburnya dalam-dalam tiba-tiba terbuka seperti kotak kejutan, yang didalamnya muncul kepala badut yang dikasi peer itu. Ngagetin+nyeremin gimanaa gitu.
Kisahnya dimulai ketika masa pubertas sedang meratui dirinya. Mecintai seseorang yang tak ia duga akan menjadi sebuah gunung es di masa depan. Mencintai seseorang yang terpaut umur agak jauh mungkin suatu hal yang tabu di kalanganya waktu itu. Tapi begitulah adanya. Tak ada yang tak berproses. Cukup lama sebuah perjuangan yang harus ditempuh, cukup lama pula rasa itu kian mengendap dan menumbuhkan ekspetasi-ekspetasi yang ingin ia capai dengan "orang di masa lalu itu". Tapi seperti dihantam palu godam, ekspetasi yang ia bangun dari sekecil biji zarrah dan dipupukinya itu luruh terbawa gelombang laut yang bak menghempas istana pasir, mengilangkan jejak bahkan puing pasir pun tak bersisa. Tersemukan oleh bulir-bulir pasir lainnya. Nampak rata. Luarnya. Dalemnya? Hancurr berkeping-keping. Bayangkan, orang itu menghapus jejaknya sendiri yang ia tapaki bersama dengan temanku itu. Berpindah menjajari tapak lainnya dan menggamit tangan lain untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Siapa yang tak sakit? Siapa yang berproses terlebih dahulu? Kenapa orang lain yang harus dipetikkan buah khuldi, bukan untuk temanku itu? Hujatan, makian, rasa kesal yang menggunung tak mampu menjawab semua tanya di benaknya, apa salahnya, ditinggal pergi begitu saja ketika zarrah itu mulai berkembang dan kemudian mati sebelum waktunya. Tuhan seperti begitu tak memihak.
Aku termenung, mendengar ceritanya disini. Bukan, bukan Tuhan tak memihak, Tuhan itu Al-Adlu ~Yang Maha Adil~ . Merunut surat cinta Tuhan yang sering aku baca dini hari, Dia tidak akan memberikan cobaan melebihi kapasitas kemampuan hambaNya, aku yakin sosok seorang Devi ini mempunyai kapasitas kemampuan yang orang lain tak pernah kira. Dia perempuan tangguh. Berkali-kali terjatuh, dan berkali-kali pula ia mampu berdiri lagi.
Kau tahu mbk, ketika seseorang tak layak berada di sampingmu, Tuhan membiarkannya pergi dari sisimu, menggantinya dengan seseorang yang lebih baik darinya. Karena Tuhan itu sayang kamu. :')
 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template