Rabu, 13 Oktober 2010

Life Stage

Umurku di penghujung belasan. Menginjak kepala dua. Ada yang tak biasa. Aku masih merasa asing menjadi dewasa. Bergumul pada suatu keteraturan yang mencekat dan membelit. Ada keimplisitan norma yang harus dipatuhi dan dijalankan, sekalipun itu tak tercantum dalam kamus hidupmu.

LAHIR---->BAYI---->ANAK-ANAK---->REMAJA---->DEWASA---->TUA---->MATI.



Begitulah menurut siklus yang normal. Dengan pengecualian , kematian menyapa sewaktu-waktu pada setiap stagenya.
Memang sangat klise, waktu secara kodrat tak kan pernah menentukan nasibnya sendiri. Dia melaju tanpa pemberhentian untuk dirinya sendiri. Dia tak kan pernah punya kesempatan untuk menengok ke belakang sekedar menyapa masa lalu. Kasian. Patutkah kita mengasihani waktu? Atau sebaliknya, kita yang patut dikasihani, karena secara tidak langsung ditundukkan oleh sang waktu?

Di hampir umurku yang kepala dua ini, isu hidup apa yang akan menjadi trending topic? Menikah.
Sungguh benar2 asing untukku yang mempunyai otak berkapasitas otak anak-anak umur 10 tahunan. Aku sangat suka permen, bermain gelembung, berlari kegirangan, menonton kartun, kid stuff yang lucu2, etc.
Boleh aku teriak?
AKUUU BELUUUUUUM SIAAAAAP


wkwkwkwk #random

1 commentfootprint:

Unknown mengatakan...

boleh kok..tapi ntar harus siap..kasian orang yang sayang kamu lah.. :D :D :D

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template