Senin, 30 Juli 2012

Sajak Duabelas #2

#13 "Aku berdiri di sebuah tepi lingkaran, bayanganku menggaris membelahnya menjadi dua. Aku hanya ingin menjadi garis seluas dua dua per tujuh kali jari-jari kuadrat. Sebesar itulah cintaku padamu yang tak bersudut." _auzeeya

#14 "Diantara buliran hujan mata yang tempias di semburat pipi rona merahku, diantara itulah rinduku mengukir semu, mendendangkan sajak luka yang terbias oleh lekukan kecil di pipi. Aku tersenyum walau itu pahit." _auzeeya


#15 "Lihatlah, aku menggigit separuh kue bulan, kuberikan separuh kepadamu. Tuk digenapkan jika nanti gerhana bulan. Aku janji, sayang. " _auzeeya

#16 "Diantara banyaknya ruang tunggu yang menjemukan, ruang tunggumulah suatu pengecualian. Kau tak tahu?" _auzeeya


#17 "Jika kamu hanya sejarak seperseribu mili di depanku, kenapa aku harus berputar, belok ke kanan dan kiri, baru bisa aku berputar lagi dan menghadapmu. Sejauh itukah milimeter bagimu?" _auzeeya


#18 "Aku bagimu hanyalah desiran ombak yang menghempas disela-sela jari kakimu. Berbuih dan kembali ke laut lepas tanpa bisa menggenggam tuk sedetik saja." _auzeeya


#19 "Rasanya aku ingin bersporadis, menjadikanku beberapa bagian, agar kau tak riuh diperbincangkan di satu otakku. Ini terlalu gaduh."  _auzeeya


#20 "Aku padamu seperti bumi tanpa gravitasi. Mengambang tanpa jatuh pada permukaan hati yang menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris lini yang menghubungkan kedua titik. Aku berada di luar kedua titik itu. Tolong, tarik aku!" _auzeeya


#21 "Aku ingin seperti kamu. Yang tak menghakimi saat kau tak lagi merindukanku, yang tak terpuruk saat tak lagi mencintaiku, yang tak menjadi sarkastic ketika obrolan kita tak lagi berwarna. Aku ingin diam. Sepertimu." _auzeeya


#22 "Suatu dini hari aku berteriak, ketika sedetik setelah mengucap salam, "Ya ampun, aku pacaran sama Tuhan!" :) _auzeeya

0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template