Senin, 03 September 2012

Cuplikan Monolog : Curhat Buat Daun Pintu

"Sekarang bagaimana? Apa aku harus berhenti mencintainya atau maju terus hingga aku lelah dan tak tahu apa yang aku cari?"

"..............."

"Aku tahu, sikap diamku akan terus merajam. Sampai aku sadar ternyata yang aku cari hanyalah sebuah kekosongan. Suatu ruang hampa yang hanya sesak untuk tubuhku sendiri, bukan dengannya. Kenapa kamu diam?"

Kurapatkan telingaku pada daun pintu di depanku. Aku berharap dia membisikkan kata lewat angin yang berdesau lembut. Atau semacam tanda alam yang hanya kuketahui aku dan daun pintu.

"Kalau saranmu aku untuk lebih baik terus diam, baiklah, akan aku lakukan. Setidaknya episode rindu ini akan terus memperpanjang monologku kepadamu. Hei, aku berbicara sendiri kepadamu! Kau tak rela ku menyebutnya demikian? Memang begitu adanya. Kau hanya terus menyuruhku diam."

".............."

2 commentfootprint:

Gandi Adi Kusuma mengatakan...

ini cerpen? atau semacam "imajinasi liar"? :D

Btw aku punya materi stand up comedy...mungkin bisa dibaca...sankyuu... http://baladalelakicupu.blogspot.com/2011/09/buto-cakil-mencari-cinta.html

A Walk to Remember mengatakan...

semacam imajinasi liar yang terinspirasi dari kisah nyata, hehe

oke *brb ke TKP*

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template