Jumat, 31 Agustus 2012

Antara Radit, Jani dan Koella

Iya mungkin judulnya tidak terlalu nyambung ya, apa hubungannya antara radit, jani dan koella, siapa mereka?
Pernah nonton film Radit dan Jani kan? A brutally romantic movie yang dibesut tahun 2008 silam.
Sebuah film yang menceritakan tentang dua orang pasangan muda, Radit-Jani, dalam menjalani suka dan dukanya hidup dengan membayar mahal sebuah ego, pernikahan yang tergolong nekat karena tidak direstui oleh orang tua. Kedua anak ini merasa punya sikap dan prinsip yang mereka klaim berhak untuk diperjuangkan. Cinta. Namun memang semua orang tahu, bahwa hak memang perlu diperjuangkan, bahkan sampai tak masuk akal sekalipun, seperti tahi ayam serasa coklat mungkin.
Di film ini alur kehidupannya disorot sebebas mungkin, terkesan brutal dan kasar tapi menggambarkan cerita cinta yang manis walau tak menjadikannya roman yang cengeng. Ngedrugs, minum, clubbing, kata-kata hinaan sampe jengah ngedengerinnya karena menurutku itu terlalu berlebihan diskenariokan, nyolong untuk sekedar mengganjal perut mereka yang kelaparan tak punya uang sepeserpun, berani kepada orang tua sampe harus mencuri di rumah sendiri karena himpitan ekonomi, notabene keduanya gak punya kerjaan tetap, beberapa kali on job tapi keluar dengan konyolnya karena attitude mereka yang kurang, salah siapa? but, it shows what the real life goes.
Mereka bebas mengapresiasikan rasa mereka masing-masing. Satu scene yang bikin aku tersentuh adalah ketika Jani mengucapkan kata "I Love U" dengan nada lirih tapi dalem di sebuah bis umum setelah Radit dihina habis-habisan oleh ayah Jani karena dianggap suami yang tak bertanggung jawab menafkahi istri selayaknya. Yakin deh, touching banget. Coz, it means, seorang cewek yang ngrelain semuanya demi cowok yang ia sayangi dan hidup susah tapi menurut dia itu cukup membahagiakannya secara batin, dan dia tetap setia, percaya bahwa "suatu hari... " itu ada dan entah kapan akan terjadi. But, endingnya bikin perih, Radit ngrelain Jani untuk diserahkan kepada keluarganya agar menjalani hidupnya "selayaknya" karena ia tahu ditangannya, istri dan calon anaknya gak bakalan bisa hidup.
Disini aku jadi inget omongan ibu tempo hari, "seorang lelaki yang melepaskan wanitanya sementara waktu karena dia merasa tak sanggup untuk mengayominya adalah seorang lelaki yang sejatinya bertanggung jawab. Karena ia sadar dia belum merasa mampu untuk itu, sehingga dia tidak akan memaksakan egonya dengan berpura-pura dia sanggup mengayomi padahal itu sama saja menggerogoti batinnya sendiri. Asal lelaki itu punya niatan baik untuk menjemput wanitanya kembali ketika dia sudah merasa siap setelah dia dalam proses 'memantaskan diri" ." 
Berbicara soal "ego" aku jadi teringat seseorang-yang-entah-sedang-apa-dan-memikirkan-siapa. I do really miss him. Sejatinya merindukan, merindukan dalam diam dan sajak doa yang melantun di setiap lima waktuku.
#mlipir #ngeplayKKSK
Nah, sekarang siapa dan apa Koella itu?
Pernah baca ceritanya belum? Sebuah karya Herlinatiens yang ditulis pada tahun 2006.
Mungkin agak gak awam ya, yang tidak terlalu familiar dengan dunia kemiliteran. Aku aja pertama kali denger ada buku kayak gini dari temen dan langsung googling dan ternyata benar adanya. Sebenarnya Koella itu gak terlalu asing di telingaku, malah dari kecil kata itu sudah terlalu menjamahi mata, telinga dan pikiranku. Gimana nggak, Koella itu merupakan suatu nama restoran kecil yang jaraknya tak terlalu jauh dari rumahku. Magelang.
Namanya Makula Kecil, dipanggilnya Koella. Memiliki garis kehidupan yang agak tragis memang, seorang ayah yang di-PKI-kan. Dan mencintai seorang pria bernama Smesta Mahatvavirya atau Esta. Dia mencintai Esta sebanyak masa lalu, sekarang, dan masa depan. Walau takdir mengatakan bahwa seorang anak dari ayah yang di-PKI-kan haram hukumnya menikah dengan seorang TNI (pada waktu itu).
Alurnya tu bikin bingung awalnya karena loncat-loncat, agak gak mudeng bahasanya terlalu bermajas sekali di setiap narasi yang ia ceritakan. Tapi lama-lama bikin nagih, karena setiap dia mendeskripsikan Koella, Sunan Giri, Ksatrian, Lembah Tidar, overall Magelang  selalu mengingatkanku pada sosok pria yang memang senyumnya tersembunyi dalam sudut empat puluh lima derajat, yang berjalan tegak, lurus tanpa boleh menoleh ke belakang, meski hanya sekali.
Apa memang kisah percintaan "mereka" itu selalu dibikin rumit ya? Aku menangkap kesan seperti itu di kisah Koella ini juga. But, she is really deeply crazy in love with him. Walau dia memang gak pernah mengungkapkan secara gamblang di setiap conversation yang ia punya dengan Esta. Yah, lagi-lagi seperti apa yang aku lakukan, hanya diam menikmati aromanya, dan menyembunyikannya dalam senyum manis yang terbingkai.
Percintaan keduanya -Koella-Esta- terbalut dalam hubungan emosional yang naik-turun terkadang selaras, terkadang menemui disharmoni yang memuncak tanpa tahu ujungnya.
Bagian yang paling aku suka ini nih :D
"...... bukan dengan temalinya dia menjeratku. Bukan dengan ponyet emasnya dia menghujam dadaku. Tidak juga dengan deru senapannya dia menghentikan detakan jantungku. Lalu hari-hariku menjadi mudah runtuh dan menderu manakala mendengar sedikit saja segala hal tentang ksatrian itu disebut..."
Endingnya, saya agak gak terlalu suka nih, Koella menikah dengan kakaknya Esta yang mengidap penyakit kanker yang didiagnosa mungkin tak berumur panjang, dan mereka menyembunyikan kisah cinta mereka dalam tiap-tiap malam yang sunyi. Nah penasarankan maksudnya?

Trus, hubungannnya antara Radit, Jani dan Koella apa?
Sebenarnya gak ada hubungannya sama sekali sih. Cuma aku ngambil dari sudut pandang bagaimana mereka mempertahankan cinta yang mereka punya walau dengan ending yang diluar dugaan.
Kalo udah nonton Radit&Jani dan mbaca novel "Koella" ini bakalan tahu how strong somebody's effort to make their love keep lasting. Ah, its really touching. :')

2 commentfootprint:

Gandi Adi Kusuma mengatakan...

nyasar gara2 googling radit dan jani... -.-

Ini film buat pembelajaran bahwa menikah itu bukan cuma soal cinta...kamu mau nikah tp ga punya duit...terus akhirnya nyari duit dengan cara gak halal...

btw bahasanya rapih sopan ya...punyaku kacau :|

A Walk to Remember mengatakan...

yes, thats true! nikah itu butuh kesiapan mental, jiwa, raga, dana, dan upaya, hahaa



keep on blogwalking!

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template