Senin, 24 Mei 2010

Sulit untukQ ber'merah jambu'

Entah sudah berapa lama , hal itu mati padam dalam hatiku. Terakhir yang kuingat sudah 2 tahun rasa itu muncul bersemi dan seketika meranggas berguguran pada musim yang sama.

Dan itu pun hanya sekedar sebuah "ikatan komitmen konyol" dengan ikrar "aku sayang kamu-kamu sayang aku", sesudahnya ya sudah kita hanya seperti kucing pemalu yang berpeluh kasih tapi tak tau esensi dari kasih itu sendiri.

Dan terkadang atau sering malah, berusaha menutupi kutu2 yang menjalar bermukim di sela-sela bulunya.
Alias kita belum bisa terbuka secara gamblang satu sama lain waktu itu.

Mungkin karena faktor usia, ya mungkin sajalah, biasa "merah jambu anak muda yang mau beranjak dewasa" alias kata orang itu namanya "cinta monyet".
Kukatakan tadi "hal"itu bersemi dan meranggas dalam waktu yang singkat.

Setelah itu kosong.

Hampa. Tak berisi.

Entah sengaja untuk menutup diri atau memang tidak sengaja tidak ada yang sesuai.
Karena semenjak itu aku sulit ber'merah jambu".


Apa sih sebenarnya a.n.t.i.c itu?
Sering kali aku merasakan sedikit flirting dengan makhluk yang berjakun itu, tapi apakah itu sudah termasuk dikategorikan? Ah, sudahlah, aku tak mau mendeskripsikannya...

Pernah aku merasakannya, sesuatu yang berbeda, secuil mozaik dari kenangan pada masa lampau yang padahal belum bisa dikatakan remaja. Pada masa SMP lebih tepatnya Tsanawiyah karena aku bersekolah berbaris islam pada waktu.

Seperti remaja tanggung lainnya, (anak kecil bukan-remaja pun belum pantas) pada fase ini akan timbul suatu perasaan yang menyebabakan si korban akan merasakan suatu persaan yang aneh, ganjil, berkeringat dingin, hardbeat,speechless,salting ketika berhadapan dengan lawan jenis.
Nah ini dia yang kusebut dengan "merahjambusymptompvirus"

Sebut saja dia F, namanya cantik, diambil dari nama salah satu surga. Tapi sayang, teman-temannya memanggilnya wedhus, sungguh tak sepadan (mungkin karena aku sedang terkena virus itu, semuanya jadi harus terlihat sempurna,:D)

Seperti dalam novel teenlit yang dulu sering aku baca, ilustrasi cowok utamanya pasti standar impian para cewek,-_-' ya, dia memang tinggi (setidaknya aku sebatas telinganya, memang kami belum pernah beriringan jalan berdua, tapi sekirakiranya sajalah , hha),anak kelas unggulan, berkulit sawo matang (setidaknya menurut mataku dia paling cerah diantara kawanannya,hha), berparas OK!, jago sepakbola underbold sportylah, dan kami bernaung di 2 organisasi yang sama OSIS dan Dewan Penggalang.

Tapi hal ini tak bisa membuatku ngobrol bebas dengannya, (dan aku riskan, dia masi ingat denganku atau tidak:|), seperti biasa teman ceweknya banyak dan sulit didekati, biasalah SENIOR!!

Memandang mereka seperti mangsa yang memandang ketakutan bersembunyi di balik semak2 dari sekumpulan hyna liar yang sedang bersendagurau , berani mendekat elo bisa mati.

Berlebihan memang, tapi ini serius "elo bisa mati muda gara2 salting ditatap dengan atas nama "kesenioran" mereka, u know what i meanlah gimana rasanya! mati muda!

Itulah yang menyebabkan i couldnt reach and got closer!!!

Menurut gw ini yang paling lama, 3th! gue jadi pasien yang terkena syndrome ini selama 3 th dan sempat berlangsung bberapa waktu di kala gw kelas1 SMA. Bahkan hampir tiap hari gw jadi kayak orang bego, setiap pagi ngepasin jam berangkatnya dia, biar bisa ketemu beberapa meter di luar sekolah.Sekolah kami teletak di tengah2 pemukiman (areal kuburan dan rumah penduduk) jadi buat yang pake angkuta harus jalan kaki dari bawah atau dari atas.

Kebetulan rumah gw lebih dekat dengan akses jalan dari bawah, dan dia selalu on foot dari atas.

Inilah moment2 yang paling terekam sampe sekarang karena saking apalnya gue, dan hoki ngepas dia berangkat sekolah, dengan tasnya yang berwarna "ijo pupus' yang dicangklong di satu bahu dan satu tangannya yang terselip di saku celananya.

" he looks cooler with that old_juniorskul_uniform than the sexiest supermodel in the world"haha

Mungkin jika dunia khayalku bisa hidup , ada jutaan balon pink yang terbang muncul di selilingku.

Tapi karena status gw as a secret admirer ya biasalah gw juga sok cool dengan pura2 gak seimpressivve mungkin biar menghindatri hal2 bodoh terjadi, misalnya kesandung di depan gerbang skul dan kena tahi ayam kesasar yang kebetulan disitu, gak lucu banget kan?

A little mozaic.



" tak ada yang peduli,

ada bunga yang rekah di dadanya

ada sayap yang tumbuh di punggungnya

ada sorot sinar di kedua bola matanya

dan detak jantungnya

seakan berpacu dengan waktu

memberi kesaksian bisu dari insan yang

sedang bermerah jambu"



satu kenangan lagu dari dia, yang dinyanyikan saat perpisahan kelas 3,

menanti sebuah jawaban by padi



aku tak bisa luluhkan hatimu

dan aku tak bisa menyentuh cintamu

seiring jejak kakiku bergetar

aku telah terpaut oleh cintamu

menelusup hariku dengan harapan

namun kaumasih terdiam membisu

sepenuhnya aku ingin memelukmu

mendekap penuh harapan tuk mencintaimu

setulusnya aku akan terus menunggu

menanti sebuah jawaban tuk memilikimu

betapa pilunya rindu menusuk jiwaku

semoga kau tahu isi hatiku

dan seiring waktu yang terus berputar

aku masih terhanyut dalam mimpiku

aku tak bisa luluhkan hatimu

dan aku tak bisa menyentuh cintamu.




Sebenarnya melihat masa laluku, aku pernah berjanji tak akan menyakiti perasaan seorang pun, tapi ternyata sulit ketika kita dihadapkan dengan suatu pilihan yang rumit. Maaf, aku tak bisa berbuat lebih, biarlah waktu yang menjawabnya.

0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template