Kamis, 23 Desember 2010

(Bukan) Kartini

senja kembali merekah
menggiring naluri mencari perlindungan di rumah
tapi, tidak untuk mereka
ini bukan masalah falsafah waktu
selamat datang di kota yang bernama "REALITAS",tuan
dimana kaum ini terdogma sebagai kaum marjinal
selaput dara terpaksa dirobek untuk dijajakan
bergumul di sudut kota REALITAS yang terlokalisasi
menyungging senyum, merayu, memanja
kepada mereka yang datang berbekal seonggok birahi
"terserahlah dunia kan berkata apa
bencilah kami,
hujatlah kami
tapi apakah engkau yang akan menanggung perut-perut kecil kami?
wahai, dengarkan manusia yang terasah falsafah
oh, memang dunia ,semu kan satu logika
sesaat katanya , itu bukan dogma
seolah-olah kita hanya hidup sebatas rupiah
sudikah tuan menilik?
kami perjuangkan perut orang di rumah
kami sambung nyawa kami untuk berlembar rupiah
kami korbankan tubuh kami hingga melemah
apakah kami masih bisa disebut kartini?
mungkin kami tak layak dan (bukan) kartini."

apakah kamu pernah berpikir para psk itu memang dari awal berniat menjajakan dirinya? mereka pun tak pernah bercita-cita menjadi seorang psk.



_150410_ 

1 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template