Sabtu, 13 Oktober 2012

Surga itu di Setiap Hembusan Doanya

Demi apapun yang aku punya, demi seluas langit dan bumi, kulakukan hanya untuk ibuk.
Perbincangan singkat malam ini begitu membulatkan hati dan mengetuk kesadaranku, kalo aku benar-benar menyayanginya.
Sungguh. Aku benar2 bersimpuh di lantai, sujud seketika berlinang air mata, minta kepada Tuhan, jaga ibuk hamba selalu, berikan umur panjang yang barokah unutk beliau agar bisa menyaksikan balas budiku.
Ibuk tak pernah meminta apapun dariku, apapun itu, hanya satu yang beliau minta yaitu doa tulus dari tiap-tiap 5 waktuku, dan beberapa waktu sunah lainnya.

Sehabis ujian malam tadi, langsung ku telepon ibu, memastikan bagaimana keadaannya, dan ternyata ibuk memang sedang tidak enak badan dan sedikit masalah.
Tapi mengapa ibuk sama sekali tidak memberitahukanku? Beliau hanya menjawab tak ingin menambah beban pikiran untukku.
Sungguh, demi apapun di dunia ini, aku rela menggantikan seluruh hidup yang aku punya untuk membuatnya tersenyum bahagia melihat kehadiranku.
Sungguh Tuhan, demi apapun.
Aku menjadi begitu useless, setiap kali ada apa-apa selalu mengeluh kepadanya, padahal mungkin saja itu menambah beban pikirannya tetapi beliau terus menyemangatiku. Dan aku tak sadar, karena menjadikan keluh kesahku suatu kebiasaan.
Dan giliran beliau ada apa-apa, kenapa harus dari orang lain dulu aku tau.
Rasanya bener-bener nyesek, mengingat ibuk tiap hari selalu sms aku, menanyakan bagaimana kabarku, sedang apa, kuliahku bagaimana, dan kadang aku merasa terganggu dengan semua itu. Tapi, tiba-tiba malam ini aku benar-benar sadar, aku begitu menyayanginya, begitu membutuhkannya.
Seketika sebuah ketakutan merayapi sekujur tubuhku, bagaimana jika aku tak bisa melihatnya lagi, tak bisa mendapatkan sms beliau tiap hari, tak lagi ditanyai "kapan pulang? ibuk kangen", sebelum aku bisa memberikan sesuatu apresiasi untuk beliau yang selama ini mempertaruhkan apapun demi aku.
Tuhan, demi apapun, sungguh, berikan umur panjang untuk beliau, hamba hanya merasa berguna jika melihat senyum lega beliau seraya berkata "ibuk bangga padamu, ya"
Ridhoi hamba menjadi anak yang berguna untuknya dan jadikanlah hamba termasuk golongan anak solehah yang selalu mendoakannya. Setiap waktu.
Hanya itu.


0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template