Tapi, kenapa selalu ada peculiar moment setiap akan ada perpisahan. Dan aku tak mau, detik-detik terakhir tergores dengan kobaran pikiran-pikiran negatif. Aku masih tersenyum.
Kuayunkan langkah kakiku dengan berat, disini aku masih bisa menahan. Ku dikte otakku untuk terus berpikir "Mereka hanya berteman" . Kurapalkan seperti doa.
Sesampainya dirumah, tanpa membawa apa-apa kulaju sepeda seperti biasa. Impulsive Riding. Aku ingin berbagi cerita dengan angin. Mengurai benak yang tadi tak sopan melintas. Foto itu masih terekam dengan jelas dari benakku, aku ingin menguraikannya dan menitipkannya pada angin yang mengiringiku. Aku tak mau menyimpan benak yang membebani. "Mereka hanya berteman" terus itu saja yang aku rapalkan. Tuhan, aku sedang bercerita dengan alam, melihat angin yang bergelayut manja membelai jilbabku mengisyaratkan mereka mendengar benakku bercerita. Gerakan -pukpuk- semu mungkin. Lambaian dedaunan berbisik lirih bahwa "Semua baik-baik saja, bertawakallah, serahkan pada Tuhanmu, biarkan Dia yang menyutradarai."
0 commentfootprint:
Posting Komentar