Kamis, 03 Januari 2013

Should I?

Pertama kali postingan di tahun 2013.

How time flies so fast, even it doesn’t have any wings. Since I have started this blog there were so many stories had been crafted. Tapi kebanyakan saya nulis kalau lagi deeply down, gak enak, atau pengen curhat. Oh, men, I m just human being, aren’t I? :) People is tend to tell everything that they wanna share in socmed now. If I could say, Facebook is a site on which people could add many friends from all of the world, and twitter is a site on which your mouth is full up of triffling thought.
Like nowadays, selalu berawal ‘entahlah’, why do I always ‘entahlah’ in every my writing? Entahlah. Oops, Gotcha, I did it again. 

Iya, beberapa hari ini saya lagi ngrasain gak enak. *yeah like as usual* Saya nangis, *yeah so melted heart of mine* Saya nangis ketika membaca Al-Quran, antara bersyukur, random dan emang pengen nangis aja. I feel so gloomy, ngrasa belum siap tiba-tiba ketika saya membuka mata, tidak ada Chiko yang saya peluk, tapi tangan saya digenggam oleh Munkar-Nakir. Nah, itu dia. Saya merasa akan berumur pendek. Astaghfirullah semoga ini bukan doa. Kemaren sempet ketika sms.an sama ibu, ibu bilang beliau juga lagi sesenggukan *ah, trenyuhan saya memang diturunkan dari beliau* katanya nangisi dosa-dosa atau cobaan yang pernah beliau lewati, saya sempat mengetik “buk, lia ngrasa umur lia gak lama” tapi langsung saya hapus. Ini kalo benar-benar saya kirim, entah nangis sejadi-jadinya kayak gimana ibuk saya nanti. Dan terlalu melodrama bukan sih? Tapi, emang itu yang saya pikirkan beberapa hari ini. Bagaimana jika memang umur saya gak panjang,ah masih banyak harapan-harapan yang belum saya capai, belum bisa membanggakan apa-apa kepada orang tua, dan saya ingat dosa. Ah klise memang alasan terakhir bagi orang2 golongan kiri. Tapi aseli, nangis. Tiap hari terngiang-ngiang hadis :
“ Bekerjalah untuk duniamu seakan akan kamu akan hidup selamanya, dan beribadahlah untuk akhiratmu seakan akan kamu akan mati besok  ( Al Hadist )” . 
Deeply sad. Saya hanya ingin menjadi orang yang berguna bagi orang lain. Entah itu berapa dikasihnya umur, saya pengen dikenang di hati orang lain sebagai sosok yang baik. Cukup baik. Cukup membuat orang lain nyaman dengan keberadaan saya, membuat mereka tersenyum, atau merindukan kehadiran saya. It means everything to me. Makanya, paling gak suka ketika ada orang lain merasa kecewa terhadap saya, atau dengan tidak sengaja menyakiti mereka, membuat mereka sedih, rasanya jadi useless seketika. What my life’s for. Saking begitunya, banyak orang yang menuntut lebih, saya harus begini begitu, for some cases, I am being somebodyelse,it just wanna make them happy. Susah ya jadi orang baik. :)
Its just a bullsh** when a motivator said 'be yourself'. Oh, men, they should have been never had a figure whom they adore. Like Chuck Palahniuk said, "Nothing of me is original. Iam the combined effort of everybody that I've ever known." Absolutely, I agree.  Saya pernah belajar sosiologi tentang Identifikasi atau Imitasi. Identifikasi disini adalah  kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan), sedangkan imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Disadari atau tidak semua orang pernah melakukannya, it means nothing is original of you, it happened when you grew up. Jarang orang memilih jalannya sendiri dengan mengabaikan lingkungannya, kalau pun memilih antimainstream pasti dia pernah dikucilkan atau memang secara tidak langsung 'merasa dikucilkan'. Cos its not their own way, they have their own way which is different from the others. Kayak ulasan saya tentang Radit dan Jani sebelumnya. Mereka memilih jalan yang berbeda dan dikucilkan oleh keluarganya. YA, KARENA SEKALI LAGI HIDUP ITU PILIHAN, SODARA, kata Lerry Noviatama. :))
Kayak memilih orang yang kita suka. Saya kadang merindukan masa-masa SD dulu, bahkan TK. Sejauh otak limbik mengingat, saya dulu TK sudah pernah naksir sama seorang bocah ingusan. Jaman2nya naksir tanpa tau kenapa kita naksir. Haha, but it doesnt have a reason why we could flirt someone. Ya, maybe we can back the old word, that loving someone doesnt have a reason, its called truelove. Nonsense buat jaman sekarang. Gak ada istilahnya suka orang yang benar-benar just the way you are. Sesimple kita menyukai seseorang karena senyumnya? Hei, itu sudah mengindikasikan sebuah alasan lho. Apalagi kalau sudah menyangkut masa depan, alasannya bisa dari A sampai Z. Harus yang beginilah, begitulah. :( Can we make it easier, dude?
Tapi memang seorang perempuan itu dinikahi karena 4 hal:
"Perempuan dinikahi karena empat perkara : kecantikannya, keturunannya, hartanya dan agamanya, maka pilihlah yang terakhir niscaya kamu akan selamat (HR Bukhari dan Muslim"

Hanya bisa berdoa, semoga selalu diberkahi umur panjang yang berkah dari Allah, dan  diberi kemudahan dalam berjodoh yang terbaik menurut sisiNya dengan lelaki yang memilihku karena agamaku. Semoga. :)

1 commentfootprint:

Anonim mengatakan...

heh.. dirimu tapi sehat to? .___.

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template