Senin, 03 Juni 2013

Dari Enam jadi Lima

Sudah jelas sekarang?
Tak lagi abu-abukah?
Tapi kulihat hatimu masih menyimpan merah jambu, nona.
Iya, merah jambu yang tak lama lagi akan membusuk, dan memudar tak berbekas.
Kamu tahu?
Aku pikir kamu tidak akan pernah tahu, kalau pun tahu tidak akan mengubah segalanya kan sekarang? Aku hanya mengutip katamu.
Iya, kamu tidak pernah tahu, kalau kamulah yang selalu aku gosipkan dengan Tuhanku.
Merasa getarkah hatimu disaat-saat lima waktu? Kalau iya, radar neptunus masih bekerja, kalau tidak, sepertinya memang kamulah yang memantrai diri dengan Expecto Patronum. Bahkan aku bukanlah dementormu.
Dari Enam jadi Lima.
Sepertinya mulai sekarang aku harus membiasakannya.
Tak lagi menyebutmu dalam Enam Daftar Al-Fatikhahku.
Aku, yang pertama.
Ibukku, selalu yang kedua.
Abahku, selanjutnya.
Kakak perempuanku, kemudian.
Kakak laki-lakiku, harus.
(almh) Adek perempuanku, yang selalu kuraba-raba dalam mimpi bagaimana wajahnya yang mungkin sekarang berumur belasan tahun.
Lalu, Adek laki-lakiku, yang kuharapkan kelak menjagaku.
Dan terakhir, kamu, yang kuharap memang menjadi terakhir.
Itu dulu.
Iya, sepertinya mulai sekarang Daftarku jadi Lima.
Pahit memang.
Tak lagi menggosipkanmu dengan Tuhan, tak lagi mengirim puisi-puisi cinta yang hanya aku dan Tuhanku yang tahu.
Semoga, akan ada yang mengisi Daftar ke Enamku, kelak. Entah siapa. Wallahualam.

0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template