Sejenak

Kenangan itu memang layak dimuseumkan - valueable, irreplaceable, . Kenangan itu bisa komunal tetapi sangat langka dari sudut pandang pribadi. Kenangan itu mengharu biru, entah itu suka entah itu duka.
Adanya baiknya kala kenangan itu tak ternoktah dalam susunan pulp yang berwarna putih garis garis, atau mendigitalkan dalam media yang tak tertembus lorong waktu. Karena suatu masa, jika kita membukanya kembali, suka - kita ingin kembali , merasakannya kembali, dan menyemukan masa yang akan datang, duka - membuat hati yang tertata perlahan meretak.

 " ......

Ada baiknya,

merenung hidup

dalam kloset yang sepi

Tak perlu malu 

mengenang, tersenyum atau menangis

Setelah itu,

siram semua

bersiap menerima makanan baru

yang lebih baik dari kemarin."

Aku yang pernah merasa jadi bagian kenangan yang komunal. Melihatnya dari sudut pandang berbeda, sejenak merekam - sengaja secara teoritis dan tak sengaja secara kesadaranku - dan mengabadikannya ke dalam memori. Bukanlah seorang yang mengagung agungkan lorong waktu masa lalu. Karena setiap partikel itu pasti ada masanya.


Salah satu postingan Notes di facebook.

Sebodo teuing . .

Aq penah jadi org yg bodoh gara2 cuma nunggu sbuah sms,
aq penah jadi org yg bodoh gara2 cuma matung nunggu dy pulang,
aq penah jadi org yg bodoh, nangiz , gara2 cuma gak disapa,
aq penah jadi org yg bodoh, mati gaya setengah mampus, gara2 dy cuma lewat mak sliwer (: dEpan idungQ,
aq penah jadi org yg bodoh setengah gila, gara2 pengend teu dy sedang apa, ama sapa (:,

dan aq penah jd org yg plg bodoh, saat suatu hari aq teu terxt dy 'segila' aq,


dan pada hakekatx,
aq sadar cint emg bodoh dan gila!

Dan kini aq pun sadar, kebodohan dan kegilaan i2 sirna, seraya menguap lewat sluruh pori2 kulitQ . . .

N i'll say guTbye :)

by Aoelya Fauzeea on Friday, March 6, 2009 at 3:56am