Selasa, 06 Maret 2012

Idk ~i dont know~

 
Satu hal yang kadang menentukan mood seseorang pada hari itu juga adalah bagaimana mood pertama kali pada saat ia bangun tidur. Ini mungkin subjektif sekali ya, tapi bagi saya sangat berpengaruh. Entah.

Seperti dini hari ini, tak biasanya sesudah menunaikan sunah saya berfikir, saya terlalu banyak berdoa ~terlalu banyak permintaan ini itu, terlalu banyak hidup saya yang ingin saya sempurnakan, terlalu banyak hidup saya yang harus ditambal karena bolong sana sini~.
Mungkin terpengaruh karena sejak semalam perasaan saya hampa sekali. Bukan berarti saya sedang memikirkan sesuatu yang bagaimana, apa dan mengapa. Hanya merasa hampa, itu saja. Mungkin saya ini cenderung manusia type analitical human kali ya, sesuatu butuh analitis yang menghasilkan sebuah konklusi rasional yang bisa berterima di otak saya. Tapi tidak untuk kali ini, saya sedang cenderung tak ingin memikirkan sesuatu yang membuat saya harus menggunakan 5W+1H, dan menemukan jawabannya. Saya sedang tak ingin berfikir. Seperti hukum air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah, tanpa bertanya mengapa ia tak bisa mengalir ke atas untuk melihat air ~dirinya~ dari sisi tempat tertinggi. Seperti hujan yang turun rintik-rintik, tanpa bertanya mengapa ia harus turun ke tanah, diinjak dan kotor. 
Saya mungkin sedang jenuh menjadi manusia. Terlihat tidak bersyukur ya? Bukan begitu, menurut saya manusia itu kompleks. Ada suatu dinding-dinding yang menjadi sekat ~bagaimana manusia harus hidup sebagaimana mestinya~. Ya itu yang saya maksud. Disadari atau tidak, manusia itu seperti robot yang berseldarah merah, berpigmen kulit, dan mempunyai mikrochip otak. Saya bukan penganut paham atheis. Bukan dan salah besar. Saya makhluk beriman. Saya tahu siapa yang menciptakan saya karena saya punya Tuhan. Dan saya menyangkal teori Darwin hanya dengan alasan sederhana yaitu saya tak mau bernenek moyang dan disamakan dengan kera. Itu saja. Sekali lagi, saya mungkin sedang jenuh menjadi manusia. Beraturkan norma yang mau tidak mau menuntut menjadi manusia yang sewajar-wajarnya manusia, memenuhi kebutuhan, terperangkap dalam rutinitas, dan terbelenggu dalam social society, dimana kita harus pintar-pintar menempatkan diri.
Saya ingin jadi "sesuatu" yang bebas, seperti burung yang sedang terbang lepas di langit atas sana memandang hamparan yang di bawahnya tanpa ada rasa takut, feel the freedom. Atau seperti ikan di laut lepas sana, berenang tanpa memedulikan laut itu daerah teritorialnya sapa. Ya tinggal renang saja, laut rumah mereka. Tapi #plak saya tertampar, burung pun mempunyai predator, ikan pun juga, yaitu manusia ~pemburu dan nelayan~ , manusia, makhluk sejenis homo sapiens yang berotak yang mengatasnamakan raja dari planet yang bernama bumi.
Ah, sudah kodratnya saya memang manusia yang terperangkap dalam sebuah rutinitas. Terima itu. :|






0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template