Kamis, 11 Agustus 2011

Our Safetyzone


Magelang. Semenjak saya menginjakkan kaki ini ketika liburan semester bulan lalu, rasanya tubuh saya sudah tak seadaptasi dulu. Dinginnya pagi dan malam cukup membuat pori2 sekujur tubuh saya seperti menggelembung, gemeletuk dan ,menusuk tulang. Sedangkan siangnya cukup membakar ubun2 kepala. Itu sudah berlangsung sebulanan masi saja tubuh ini kurang bisa beradaptasi. Euh, entah bagaimana harus beradapatasi lagi, besok balik ke Solo.
Kasian, sekali kau nak.
Ketika tubuh dalam keadaan menggigil kedinginan, sepertinya malas sekali untuk bergerak. Selimut selalu jadi teman terbaik, bukan? Setiap orang memang akan merasa nyaman berada di safetyzone mereka. Ketika mereka terbiasa bergerak di daerah aman, mereka akan sulit untuk bergerak maju  keluar dari lingkaran tersebut. Jika seseorang terus saja bersembunyi di balik selimut mereka, apa yang mereka dapat? Seharian tidur dan bermalas2an bukan?  Meskipun mentari sudah galak bersinar di luar sana, tubuh tetap seperti menyesuaikan suhu di daerah amannya, suhu selimut namanya, dan kita akan tetap merasa kedinginan. Sangat sulit untuk melakukan suatu pergerakan memang jika tidak ada niat dan keberanian yang kuat. Pada awalnya, ketika kita mulai menggebrak safetyzone itu, ada suatu tegangan yang hebat pada masa transisi. Pertama membuka selimut, tubuh seperti meronta memerintahkan untuk tetap tinggal, tetapi satu gerakan dua gerakan dan begitu seterusnya akan terjadi pembakaran dalam tubuh dan mulai beradapatasi, bahkan mungkin kita akan mulai nyaman beraktivitas di cuaca dingin itu.
Analogi tersebut menggambarkan suatu dinamika problematik yang dialami setiap orang. Jika seseorang sudah nyaman dengan safetyzone mereka, yang mereka dapat ya hanya seputar ruang lingkup mereka saja.
Untuk bisa maju dan mendapatkan perubahan memang harus berani mengambil suatu keputusan untuk melangkah diluar lingkaran tersebut. Memang setiap keputusan selalu ada resiko, hanya tergantung bagaimana kita, bergerak mundur dan mengambil selimut, atau mulai berdiri dari tepian tempat tidur dan keep moving.
Perubahan tak selamanya mendapatkan respon positif, sejauh keyakinan kita itu benar, teruslah bergerak. Ketika dalam suatu masa transisi, hinaan cacian bahkan dipandang sebelah mata kerap terjadi.
Dan jika memutuskan terus bergerak maju, tanpa disadari kita sudah jauh melangkah meninggalkan mereka yang masih bergumul di dalam "selimut" mereka. They are s(t)uck on their safetyzone.
Perubahan memang membutuhkan niat dan keberanian.

0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template