Selasa, 18 Oktober 2011

Filosofi Lemontea | Set You Free

Hidup itu gak mudah. Emang. Sapa sih yang bilang idup itu gampang? Nobita aja yang uda punya doraemon tiap hari masih ngrengek minta dikeluarin macam-macam alat buat mempermudah keinginannya.
Tergantung mindset seseorang juga sih bagaimana menyikapi dirinya sendiri. Sebenarnya psikolog yang paling ampuh ya diri kita sendiri, bagaimana Sudur kita di-set untuk sedemikian rupa, bagaimana attitude kita diapresiasikan dari apa yang udah kita tanam dalam otak.
Pernah suatu kali, saya benar-benar merasa depresi terhadap diri sendiri. Rasanya udah unsaid bangetlah, serasa otak uda kayak benda pajangan yang cuma sekedar menuh-menuhin anatomi tubuh. Buat mikir rasanya neuron transmitternya gak mau nyambung. Blank. Jenuh. Bosan. Dan ujung-ujungnya merasa useless
Tapi entah, mungkin karena ada dorongan magis yang membuat saya bangkit kembali, melakukan ritual keagamaan yang tadinya serasa hanya habit, menjadi suatu kepuasan yang addicted, itu berlangsung secara konstan. Membuat saya seperti kehausan, mencari-cari, sampai mengais kalang kabut, dan akhirnya saya menyadari , Tuhan memberikan cobaan memang tak melebihi kemampuan makhlukNya, jika saya masih hidup dan menghirup udara yang sama berarti cobaan itu tak lebih dari sekedar sebiji zarrah. Saya mampu melaluinya, itulah mindset yang terus saya pupuk dan siram agar tumbuh berkembang sampai mengakar dalam diri. Dan akhirnya, voilaaa, saya memang mampu melewatinya. :)
Seperti segelas lemontea, ada suatu reaksi lidah yang mengecap asam , manis, yang terkombinasi di suatu zat cair yaitu cairan olahan dari pucuk daun teh, yang menjadikannya sebuah minuman yang beresensi eksentrik. Saya suka. :)
Asam dari lemon, menggambarkan rasa sour sitrat yang bikin lidah kelu, seperti merasakan anyir, yang bagi sebagian orang membuat bulu bergidik dan akan menghasilkan kelenjar saliva berlebihan. Dalam hidup, ketika cobaan datang menerpa, rasanya masam untuk dijalani bahkan sekedar dikecap. Tapi adakalanya, rasa suka kan datang menggantikan asam-asam sitrat itu dengan diikat oleh glukosanya gula. :)
Air merupakan zat penetral , teh yang dilarutkan mengandung antioksidan yang dapat melindungi diri dari penuaan dini dan polusi. Disinilah keyakinan akan agama diibaratkan, proporsi larutan teh yang mendominasi seperti sebuah agama yang menjadi panutan, pedoman yang melingkari, melindungi, semacam tameng buat diri dalam mengarungi kehidupan baik suka maupun duka.
Suatu minuman dengan kombinasi yang hebat bukan? :) Thats why i m crazy in love with my lemontea. Its not just a drink, it has its own philosophy. :)


0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template