Jumat, 14 Oktober 2011

I called it "Missing U"

Untuk kedua kalinya dari awal perkuliahan aku menyambangi kampung halamanku. Banyak berubah tentunya, yang pasti kota kecil ini mulai crowded dengan label hedonisme. Apalagi dengan dibangunnya mall baru di pinggir kota jalan propinsi itu. Sejenak aku merasa asing, dengan kemacetan yang tampak seperti ular dari kejauhan, berkelak-kelok dengan sisik warna warni yang tak beraturan, persis seperti ular kalau dilihat dari jalan yang berlawanan.

 Aku menghela napas, berapa ribuan detik lagi bis yang ku tumpangi berhenti di armada biasa ku menunggu jemputan. Rasanya sudah tak terbendung lagi, aku merindukan sesuatu yang membuatku kehilangan waras. Entah kenapa, aku mengingat terus dialek-mu, suaramu, tawamu, ah seperti merapal doa saja ini.

Sadarlah suatu rindu yang salah tempat itu seperti menggigiti pensil saja, rasanya gemletak gak karuan di gigi. Karena aku sadar, aku bukanlah seseorang yang mungkin kau harapkan untuk mengucap rindu itu kepadamu. Siapalah aku, bagimu? Atau bagi kesadaranmu?
***

Masih saja ku termangu, apa yang ku tulis untuk membuatmu agar tetap membalas pesan digital itu,
Type-Backspace-Type-Backspace
aaaaaah, kapan ini bisa ku klik send?
Sulit kiranya sekedar menulis, "aku kangen kamu. Titik"
Sedikit ku berdiri di atas pembaringanku, ada pantulan 3 dimensi bentuk yang serupa
Itu diriku, dengan segala kekhasan.nya
Rambut yang belum disisir, alis bulan sabit,pipi yang merona tomat, 
menyembul dan paling menonjol di area muka,
kupatut sedikit mimik muka melasku,
ah rasanya aku belum pantas.
Berkaca saja aku fals, apalagi membayangkan aku berdiri di dekatmu.
Ah kangen itu tak sopan
Mengetuk hati siapa saja yang diingikannya
Kadang sering berlalu, memporakporandakan seperti ditiup beliung
Atau jika beruntung, dia mengetuk dan memberimu sebuah pembayaran yang setimpal.
Kulirik diriku lagi, aku tertunduk lesu, 
rasanya aku belum pantas mengatakan ini padamu, 
masih banyak hal yang mungkin kau pertimbangkan dariku, begitu juga ku demikian.

Apa aku sanggup bersabar selama waktu yang kau harapkan?
Menunggu rasa rindu itu terbayar lunas saja, tak tahu kapan.
Ah, aku rinduuu latantra.

0 commentfootprint:

 

A Walk to Remember Copyright © 2012 Design by Ipietoon Blogger Template